Selasa, 29 Juni 2010

Hadis Nabi saw tentang Keutamaan Bulan Rajab

Doa ketika melihat bulan sabit Rajab
Anas bin Malik berkata bahwa ketika memasuki bulan Rajab Rasulullah saw berdoa: "
Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan."

Hadis ini bersumber: Al-Faqih Abu Muhammad Ismail bin Al-Husein Al-Bukhari dari Al-Imam Abu A'la', tahun 399 H, dari Ismail bin Ishaq, dari Muhammad bin Abu Bakar, dari Zaidah bin Abi Raqad dari Ziyadah An-Numairi dari Anas bin Malik. (Fadhail Syahr Rajab: 494)

Penetapan Nabi saw tentang bulan Rajab
Ayah dari Ibnu Abi Bakrah salah sahabat Nabi berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya zaman berputar seperti keadaan hari Allah menciptakan langit dan bumi, satu tahun adalah dua belas bulan. Di antara dua belas bulan itu adalah empat bulan mulia, tiga bulan berturut-turut Dzul-Qaidah, Dzul Hijjah dan Muharram, dan bulan Rajab yang berada di antara Jumadil Akhir dan Sya'ban ..."

Hadis ini bersumber dari: Syeikh Al-Hafizh Ahmad bin Ali Al-Ishfahani, dari Abu Amer Muhammad bin Ahmad dari Abbas Asy-Syaibani, dari Abu Bakar bin Abi Syaibah, dari Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi dari Ayyub, dari Ibnu Sirin dari Ibnu Abi Bakrah dari ayahnya, ia salah seorang sahabat Nabi saw.

Hadis ini Muttafaq alayh, diriwayatkan oleh Muhammad bin Ismail Al-Bukhari dalam kitabnya Al-Jami', dan Muslim bin Hujjaj Al-Qusyairi dalam Musnadnya. Semuanya bersumber dari jalur Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi.

Penamaan bulan Rajab sebagai bulan Allah
Siti Aisyah isteri Nabi saw berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan Allah ..."

Hadis ini bersumber dari: Abu Manshur Zhafr bin Muhammad Al-Husaini dari Abu Shaleh Khalaf bin Ismail, dari Makki bin Khalaf, dari Nashr bin Al-Husein dan Ishaq bin Hamzah, dari Isa bin Musa, dari Ubaiz bin Quhair, dari Ghalib bin Abdullah, dari Atha' dari Siti Aisyah isteri Nabi saw.

Hadis ini juga diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudri, dengan mata rantai sanad: Abu Nashir bin Ahmad bin Ali Asy-Syabibi, dari Abul Hasan Muhammad bin Muhammad Al-Karizi, dari Abu Abdillah Muhammad bin Isa An-Naisaburi, dari Muhammad bin Ibrahim dari Al-Husein bin Salamah Al-Wasithi, dari Yahya bin Sahel, dari Isham bin Thaliq, dari Abu Harun Al-Abdi dari Abu Said Al-Khudri. (Fadhail Syahr Rajab: 496)

Hari-hari bulan Rajab tercatat di langit
Abu Said Al-Khudri berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Bulan Rajab adalah bagian dari bulan-bulan yang mulia dan hari-harinya tercatat di pintu-pintu langit yang keenam. Barangsiapa yang berpuasa satu di dalamnya karena dasar takwa kepada Allah, maka pintu langit dan hari itu berkata: Ya Rabbi, ampuniah dia..."

Hadis ini bersumber dari: Abu Muslim Ar-Razi dari Abu Nashr Manshur bin Muhammad bin Ibrahim, dari Tsawab bin Yazid dari Al-Husein bin Musa dari Ishaq bin Raziq, dari Ismail bin Yahya, dari Mas'ar bin Athiyah dari Abu Said Al-Khudri. (Fadhail Syahr Rajab: 497)

Keutamaan mandi sunnah di bulan Rajab
Abu Hurairah berkata bahwa Rasululah saw bersabda:
"Barangsiapa yang menemui bulan Rajab, kemudian ia mandi sunnah pada permulaannya, pertengahannya, dan akhirnya, ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya."

Hadis ini bersumber dari: Abu Nashr bin Abi Manshur Al-Muqarri, dari ayahnya dari Abu Ja'far Ar-Razi dari Ja'far bih Sahel, dari Mahmud bin Sa'd As-Sa'di, dari Ishaq bin Yahya dari Hafsh bin Umar dari Abban dari Al-Hasan dari Abu Hurairah. (Fadhail Syahr Rajab: 497)

Puasa Nabi saw di bulan Rajab
Abu Hurairah berkata bahwa Rasululah saw bersabda:
"Aku tidak memerintahkan berpuasa di bulan sesudah bulan Ramadhan kecuali di bulan Rajab dan Sya'ban."

Hadis ini bersumber dari: Ahmad bin Ali bin Ahmad Al-Faqih, dari Abu Amer Muhammad Al-Muqarri dari Ali bin Said Al-Askari, dari Umar bin Syabah An-Numairi, dari Yusuf bin Athiyah dari Hisyam bin Hassan, dari Muhammad bin Sirin dari Abu Hurairah.

Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah saw berpuasa di bulan Rajab, sehingga kami berkata beliau tidak berbuka dan berbuka...

Riwayat ini bersumber dari: Abul Hasan Muhammad bin Al-Husein bin Dawud Al-Hasani, dari Abu Bakar Muhammad bin Ahmad, dari Abu Azhar As-Salithi, dari Muhammad bin Abid dari Usman bin Hakim dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas. (Ibid: 499)

Keutamaan puasa di bulan Rajab
Abdul Aziz bin Said dari ayahnya, salah seorang sahabat Nabi saw, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Bulan Rajab adalah bulan yang agung, di dalamnya kebaikan dilipatgandakan. Barangsiapa yang berpuasa satu hari di dalamnya, maka ia seperti berpuasa satu tahun. Barangsiapa yang berpuasa tujuh hari, maka akan ditutup baginya tujuh pintu neraka. Barangsiapa yang berpuasa delapan hari, maka akan dibukakan baginya delapan pintu surga. Barangsiapa yang berpuasa sepuluh hari, maka ia tidak memohon sesuatu kecuali Allah memberinya. Barangsiapa yang berpuasa dua puluh lima hari, malaikat memanggil dari langit: Dosa yang lalu telah diampuni, maka mulailah berbuat kebajikan. Dan Barangsiapa yang menambahnya, Allah akan menambah kebaikannya."

Hadis ini bersumber dari: Abul Qasim Abdul Khaliq bin Ali Al-Muhtasib, dari Abu Muhammad Ali bin Muhtaj Al-Kasyani, dari Abul Hasan Ali bin Abdul Aziz Al-Baghawi, dari Ma'la bin Mahdi dari Usman bin Mathar Asy-Syaibani, dari Abdul Ghafur, dari Abdul Aziz dari ayahnya, dia salah seorang sahabat Nabi saw. (Ibid: 499)

Imam Ja'far Ash-Shadiq (sa) berkata: "Barangsiapa yang berpuasa satu hari di akhir bulan bulan Rajab ia akan diselamatkan dari siksaan yang berat saat sakratil maut dan azab kubur. Barangsiapa yang berpuasa dua hari di akhir bulan ini ia akan diselamatkan di shirathal mustaqim. Dan barangsiapa yang berpuasa tiga hari di akhir bulan ini ia akan diselamatkan pada hari kiamat, hari yang sangat menakutkan." (Mafatihul Jinan, bab 2 Keutamaan bulan Rajab)

Keutamaan puasa tiga hari berturut-turut
Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Barangsiapa yang berpuasa di bulan mulia hari Kamis, Jum'at dan Sabtu, Allah mencatat baginya sebagai ibadah sembilan ratus tahun."

Hadis ini bersumber dari: Ali bin Syuja' bin Muhammad Asy-Syaibani, dari Umar bin bin Ahmad bin Ayyub Al-Baghdadi, dari Al-Husein bin Muhammad bin Ufair Al-Anshari, dari Ya'qub bin Musa Al-Madani, dari Anas bin Malik. (Fadhail Syahr Rajab: 500)

Keutamaan puasa pada hari Bi'tsah
Hari bi'tsah adalah hari Muhammad saw diangkat menjadi seorang nabi.
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Barangsiapa yang berpuasa ada hari kedua puluh tujuh bulan Rajab, Allah mencatat baginya sebagai puasa enam bulan. Hari itu adalah hari Jibril turun pada Muhammad saw, awal ia membawa risalah kepadanya."

Hadis ini bersumber dari: Abu Sa'd As-Sa'di dari Abu Nashr Muhammad bin Thahir Al-Adib, dari Muhammad bin Abdullah dari Habsyun bin Musa, dari Ali bin Said dari Dhamrah bin Rabi'ah dari Ibnu Syudzab dari Mathar Al-Warraq, dari Saher bin Hausyab dari Abu Hurairah. (Fadhail Syahr Rajab: 500)

Masih banyak lagi hadis-hadis yang bersumber dari para sahabat Nabi saw tentang keutamaan bulan Rajab. Adapun yang bersumber dari Ahlul bait Nabi saw, akan kami sebutkan di bagian amalan praktis dan doa-doa di bulan Rajab.

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://www.alfusalam.web.id
http://syamsuri149.wordpress.com

Jumat, 18 Juni 2010

KARAKTER MENURUT GOLONGAN DARAH

Golongan darah A
-------------------
Biasanya orang yang bergolongan darah A ini berkepala dingin, serius, sabar dan kalem atau cool, bahasa kerennya.

Orang yang bergolongan darah A ini mempunyai karakter yang tegas, bisa di andalkan dan dipercaya namun keras kepala.

Sebelum melakukan sesuatu mereka memikirkannya terlebih dahulu. Dan merencanakan segala sesuatunya secara matang. Mereka mengerjakan segalanya dengan sungguh-sungguh dan secara konsisten.

Mereka berusaha membuat diri mereka se wajar dan ideal mungkin.

Mereke bisa kelihatan menyendiri dan jauh dari orang-orang.

mereka mencoba menekan perasaan mereka dan karena sering melakukannya mereka terlihat tegar. Meskipun sebenarnya mereka mempunya sisi yang lembek seperti gugup dan lain sebagainya. Dan sebenarnya cukup mudah terkena stress dan merasa tertekan.

Mereka cenderung keras terhadap orang-orang yang tidak sependapat. Makanya mereka cenderung berada di sekitar orang-orang yang ber'temperamen' sama.

Makanan yang cocok adalah hasil-hasil pertanian. Sayur,palawija, dll


- Golongan darah B
--------------------
Orang yang bergolongan darah B ini cenderung penasaran dan tertarik terhadap segalanya.

Mereka juga cenderung mempunyai terlalu banyak kegemaran dan hobby. Kalau sedang suka dengan sesuatu biasanya mereka menggebu-gebu namun cepat juga bosan.

Tapi biasanya mereka bisa memilih mana yang lebih penting dari sekian banyak hal yang di kerjakannya.

Mereka cenderung ingin menjadi nomor satu dalam berbagai hal ketimbang hanya dianggap rata-rata. Dan biasanya mereka cenderung melalaikan sesuatu jika terfokus dengan kesibukan yang lain. Dengan kata lain, mereka tidak bisa mengerjakan sesuatu secara berbarengan.

Mereka dari luar terlihat cemerlang, riang, bersemangat dan antusias. Namun sebenarnya hal itu semua sama sekali berbeda dengan yang ada didalam diri mereka.

Mereka bisa dikatakan sebagai orang yang tidak ingin bergaul dengan banyak orang.

Golongan darah B tidak suka sesuatu yang statis, dan mudah tertidur di mana saja. Satu hal yang bahaya, mereka juga rentan bunuh diri.

- Gologan darah O
--------------------
Orang yang bergolongan darah O, mereka ini biasanya berperan dalam menciptakan gairah untuk suatu grup. Dan berperan dalam menciptakan suatu keharmonisan diantara para anggota grup tersebut.

Figur mereka terlihat sebagai orang yang menerima dan melaksakan sesuatu dengan tenang. Mereka pandai menutupi sesuatu sehingga mereka kelihatan selalu riang, damai dan tidak punya masalah sama sekali. Tapi kalau tidak tahan, mereka pasti akan mencari tempat atau orang untuk curhat (tempat mengadu).

Mereka biasanya pemurah (baik hati), senang berbuat kebajikan. Mereka dermawan dan tidak segan-segan mengeluarkan uang untuk orang lain.

Mereka biasanya di cintai oleh semua orang, "loved by all". Tapi mereka sebenarnya keras kepala juga, dan secara rahasia mempunyai pendapatnya sendiri tentang berbagai hal.

Dilain pihak, mereka sangat fleksibel dan sangat mudah menerima hal-hal yang baru.

Mereka cenderung mudah di pengaruhi oleh orang lain dan oleh apa yang mereka lihat dari TV.

Mereka terlihat berkepala dingin dan terpercaya tapi mereka sering tergelincir dan membuat kesalahan yang besar karena kurang berhati-hati. Tapi hal itu yang menyebabkan orang yang bergolongan darah O ini di cintai.

Bila berpacaran kadang mudah lepas kendali.

Makanan yan cocok adalah hasil buruan seperti daging dan unggas.


- Gologan darah AB
----------------------
Orang yang bergolongan darah AB ini mempunyai perasaan yang sensitif, lembut.
Mereka penuh perhatian dengan perasaan orang lain dan selalu menghadapi orang lain dengan kepedulian serta kehati-hatian.

Disamping itu mereka keras dengan diri mereka sendiri juga dengan orang-orang yang dekat dengannya.

Mereka jadi cenderung kelihatan mempunyai dua kepribadian dan susah ditebak apa maunya.

Mereka sering menjadi orang yang sentimen dan memikirkan sesuatu terlalu dalam.

Mereka mempunyai banyak teman, tapi mereka membutuhkan waktu untuk menyendiri untuk memikirkan persoalan-persoalan mereka.

Teori Golongan Darah

G o l o n g a n D a r a h O

Tempramentnya :
- Berorientasi pada tujuan
- Memiliki keinginan yang lurus
- Tidak mau kalah
- Tidak suka dikontrol
- Bersifat romantis
- Memutuskan sesuatu berdasarkan fakta
- Mahir menggunakan bahasa yang baik
- Memiliki kesadaran sosial yang tinggi

Kelebihannya :
- Memiliki pemikiran dan rasa cinta yang kuat
- Memiliki keinginan untuk maju
- Benci kekalahan
- Memiliki harga diri yang tinggi
- Puitis, ingin membahagiakan orang lain
- Taat, Hangat, Bersahabat
- Tidak banyak bicara
- Keceriaan yang tidak dibuat-buat
- Memberikan teladan

Kekurangannya :
- Suka ikut campur
- Cenderung memutuskan sendiri
- Tidak peduli dengan perasaan orang lain
- Mudah grogi
- Terlalu PD saat mengucapkan opini sendiri
- Kekanak-kanakan
- Kurang akurat secara general
- Suka berkelahi, memberontak

___________________________________________________________

# G o l o n g a n D a r a h A

Tempramentnya :
- Khawatir terhadap sekeliling
- Menghormati aturan, tata cara
- Pemikirannya mudah berubah
- Pesimis terhadap masa depan
- Tahan untuk berupaya terus menerus
- Tidak puas dengan keadaan sekarang
- Ingin melakukan hal yang baik dalam hidupnya

Kelebihannya :
- Tidak mudah dibohongi
- Serius, tidak mau melanggar aturan
- Menghargai kerjasama tim
- Tidak ceplas-ceplos
- Dewasa, bertindak sesuai prinsip
- Berhati-hati, bijaksana
- Tegas, rapi, bersih, teratur
- Berperasaan halus
- Berbakat dan bermoral

Kekurangannya :
- Merasa benar sendiri
- Kalau ngambek, lama
- Suka ngotot
- Sedikit keras kepala
- Terlalu memusingkan apa kata lingkungan
- Gampang curiga
- Tidak pandai dalam mengambil keputusan

___________________________________________________________

# G o l o n g a n D a r a h B

Tempramentnya :
- Memiliki jalan sendiri, benci pembatasan
- Memiliki pemikiran dan fleksibel
- Menghargai keputusan yang akurat
- Pemikirannya praktis dan spesifik
- Berkonsenstrasi pada banyak hal
- Selalu optimis terhadap masa depan
- Sakit hatinya mudah sembuh
- Gejolak perasaannya besar

Kelebihannya :
- Simple tapi memiliki percaya diri
- Hidup untuk pekerjaan dan masyarakat
- Gigih, tekun
- Menggunakan pengalaman sebagai sesuatu yang berharga
- Berpikir positif
- Berani tapi kadang kekanak-kanakan
- Tidak menyembunyikan hati dengan kejujuran
- Perencanaannya bersifat praktis
- Kaya ide, demokratis, tulus
- Tenang, gampang mengerti, menarik
- Pembawaannya hangat

Kekurangannya :
- Terkadang tidak masuk akal
- Mudah dijebak
- Tidak punya mimpi
- Tindakannya sering berbeda dari yang lain
- Banyak komplain
- Tidak pasti, tidak tegas, bimbang
- Kurang cermat
- Suka melawan

___________________________________________________________

# G o l o n g a n D a r a h A B

Tempramentnya :
- Pertimbangan dan analisisnya tajam
- Pandai membina hubungan
- Kontrol emosinya kurang
- Tertarik akan fantasi / dongeng
- Berkonsentrasi tinggi tapi tidak bisa mempertahankannya
- Membenci kemunafikan

Kelebihannya :
- Ceria, manis, cerdas
- Loyal, pandai, adil
- Suka memberi bantuan
- Berkepala dingin
- Memiliki keinginan besar
- Efisien, cepat dalam menangkap hal penting
- Hobinya banyak
- Konsisten
- Sopan, rendah hati, sederhana

Kekurangannya :
- Tekadnya kurang bulat
- Tidak suka mengambil resiko
- Tidak terlalu mementingkan formalitas
- Kurang menyenangkan
- Pandai dalam pembenaran diri
- Kurang sabar
- Monoton
- Berkarakter ganda
- Mudah menyerah
- Tidak membereskan apap yang telah dilakukan
- Tidak cukup kebebasan
- Suka mengkritik
- Sering menyakiti perasaan orang lain

Rabu, 16 Juni 2010

MENGASAH KEMAMPUAN TELEPATI

Telepati berasal dari dua kata yaitu : “tele” berarti “jauh” dan “pathos” berarti “perasaan”. Telepati secara harfiah artinya adalah “merasakan dari jarak jauh”.

Telepati adalah gejala alamiyah yang sudah ada sejak kita masih bayi. Semua anak bayi memiliki kemampuan telepati secara alamiyah. Anak bayi belum mampu mengungkapkan perasaan dan keinginannya dengan kata kata. Ia menyampaikan dan mengungkapkan keinginannya melalui perasaan yang dipancarkan.

Ketika seorang ibu pergi berbelanja kepasar dan anak bayinya yang masih menyusu ditinggal sedang tidur dirumah, tiba tiba ia merasa gelisah dan ingat pada anak bayinya dirumah. Ia tidak bisa berkonsentrasi untuk belanja, fikirannya hanya tertuju pada bayinya. Air susunyapun mengalir dengan sendirinya, ia tidak bisa menahan keinginannya nuntuk segera pulang menemui bayinya. Ia segera kembali kerumah, dan didapatinya anak bayinya sedang menangis, ia segera menggendong dan menyusui bayinya. Hatinya menjadi tentram dan anak bayinya pun berhenti menangis. Itulah hubungan telepati yang dilakukan seorang bayi kepada ibunya.


Sejak bayi kita sudah mempunyai kemampuan telepati, karena pada anak bayi otak kanannya lebih dominan daripada otak kiri. Seiring dengan pertumbuhan usia, peranan otak kiri semakin dominan dan peranan otak kananpun berkurang, maka kemampuan berkomunikasi dengan telepatipun berkurang pula. Sebenarnya kemampuan telepati ini bisa diasah dan dirawat terus dengan melakukan latihan. Telepati adalah cara berkomunikasi menggunakan fikiran bawah sadar atau otak kanan. Setiap orang bisa melakukannya asal mau mencoba dan melatihnya, karena pada dasarnya ketika masih bayi semua orang pernah melakukan komunikasi dengan telepati. Kemampuan telepati jadi berkurang karena kita lebih banyak menggunakan otak kiri daripada otak kanan. Pancaran sinyal telepati dilakukan oleh fikiran bawah sadar melalui otak belahan kanan, dan diterima oleh penerima melalui otak belahan kanan pula.

Sinyal yang diterima umumnya berupa perasaan. Hubungan telepati biasanya lebih mudah dilakukan antara orang yang mempunyai hubungan emosi. Misalnya antara ibu/bapak dengan anaknya, abang dengan adik, dua orang yang sedang pacaran, karib kerabat, teman bisnis yang akrab, suami istri dan lain sebagainya. Saya pernah menerima sinyal telepati dari ayah saya yang sedang sakit. Satu waktu ketika saya baru sampai dikantor saya di PLN Gambir, tiba-tiba saya ingat ayah saya dan ingin sekali menemuinya dengan segera. Keinginan saya untuk bertemu beliau begitu kuat, saya tidak bisa konsentrasi kerja. Akhirnya saya minta staf saya menyiapkan kendaraan dan mengantar saya kerumah ayah di Ciputat. Sampai dirumah ayah, beliau keluar sambil memegang mulutnya yang tampak agak miring dan berkata: ”Bapak… sakit !” . Rupanya beliau terkena serangan stroke ringan, dan ingin sekali bertemu dengan saya, karena ketika itu belum ada fasilitas telepon sedang ia sangat butuh pada saya, tanpa sengaja fikiran yang kuat telah memancarkan sinyal telepati yang kuat dan dapat saya terima.

Saya juga pernah memanfaatkan kemampuan telepati ini untuk berkomunikasi dengan seorang teman. Tahun 1989 belum ada fasilitas HP seperti sekarang. Satu ketika saya sedang berada di Tangerang dan sangat butuh bertemu seorang teman yang tinggal di Bekasi. Saya mencoba berkomunikasi dengan kekuatan fikiran, saya bayangkan wajah teman saya itu, dan saya rasakan keberadaannya, saya sampaikan pesan bahwa satu jam lagi saya akan datang kerumahnya. Saya rasakan bahwa ia telah menerima pesan saya. Ketika saya sampai dirumahnya, ia sedang duduk diruang tamu, ketika ia melihat saya ia berkata: ” Eh..bener lu, datang ! ” . Rupanya ia sudah merasa bahwa saya akan datang kerumahnya. Saya tahu bahwa pesan saya sudah sampai padanya, dari ucapannya itu, saya tidak pernah mengatakan padannya bahwa saya telah mengirim sinyal telepati padanya.

Sebenarnya dalam kehidupan sehari hari kita sering menerima pesan telepati, hanya saja kita kurang begitu memperhatikan. Satu ketika kita ingat seorang teman yang sudah lama tidak jumpa, ketika kita sedang melamun tentang teman tersebut, tiba2 telepon berdering, ternyata telepon dari teman yang sedang kita ingat itu. Ketika anda ingin mengatakan sesuatu, tiba tiba teman yang didepan anda sudah mengucapkannya lebih dahulu. Ketika anda ingin menyusul seseorang yang bersepeda didepan anda, tiba tiba orang itu menengok pada anda. Dan banyak lagi kejadian sehari hari yang kurang kita perhatikan.

Dalam sejarah tercatat nama Emanuel Swedenborgh seorang sarjana Swedia hidup diabad 18. Semula ia lebih cenderung mempelajari ilmu alam tetapi belakangan ia lebih tertarik dengan ilmu ghaib/occoultisme. Dalam suatu rapat yang dihadiri kalangan cendekiawan, tiba tiba Swedenborgh berlarian keana kemari, mukanya pucat penuh kekawatiran. Seperti orang kurang waras ia mengatakan, baru saja terjadi kebakaran besar di Stockholm, rumah sahabatnya terbakar namun rumahnya selamat dari amukan api. Tiga hari kemudian ada kabar dari Stockholm bahwa kota itu mengalami kebakaran besar. Umumnya sinyal telepati akan memancar kuat secara otomatis ketika saat seseorang berada pada kondisi terjepit, tertekan dan terdesak, dan saat seseorang dipengaruhi oleh perasaan emosi, takut, gembira, cemas, yang kuat. Pada saat itu fikiran bawah sadar (otak kanan) lebih dominan daripada fikiran sadar (otak kiri).

Seorang dokter di Perancis bernama Andral mengisahkan suatu peristiwa ketika terjadi pertengkaran antara seorang petani dengan pandai besi. Petani itu mengeluh bahwa setiap malam jam 22 .00 – 24.00 telinganya diganggu suara gemuruh seperti besi beradu sehingga menyebabkan ia tidak bisa tidur.

Mendengar penuturan petani itu, pagi harinya Andral memanggil pandai besi tetangganya dan bertanya kepada pandai besi itu, aktivitas apa saja yang dilakukannya sekitar jam 22.00 – 24.00. Pandai besi itu mengaku bahwa pada jam itu ia bekerja menempa besi sambil membayangkan wajah petani tetangganya yang telah mendholimnya, dan ia berharap suara besi yang ditempanya mampu menembus tembok kamarnya.

Andral lalu berkata:” Baik keinganmu telah tercapai, mulai saat ini hentikanlah ulah jahatmu itu , atau aku adukan engkau kepada polisi” . Malam hari berikutnya pandai besi itu menghentikan kegiatannya tersebut dan petani itupun bisa tidur dengan tenang. Itulah beberapa gejala telepati yang bisa saja terjadi pada diri kita. Kasus serangan mental seperti yang dialami petani itu bisa saja terjadi pada siapapun. Terjadinya biasanya tidak disadari oleh pelaku maupun orang yang mengalami serangan, karena aktivitas ini memang berada pada wilayah fikiran bawah sadar. Untuk menghindari terjadinya serangan mental ini Rasulullah mengajarkan kita untuk selalu berlaku santun , jangan sampai menyakiti hati tetangga, atau orang disekitar kita. Rasulullah mengingatkan kepada kita :”Takutilah do’a (jeritan) orang yang teraniaya , karena do’a orang yang teraniaya itu di ijabah”.

Keluhan atau jeritan orang yang teraniaya biasanya diikuti dengan emosi yang kuat, ini akan memancarkan sinyal telepati. Karena itu Rasulullah mengingatkan kita agar jangan sampai mendholimi tetangga atau orang lain. Berlaku ramah dan santun terhadap tetangga sangat dianjurkan oleh Rasulullah. Kita juga dianjurkan untuk selalu memaafkan kesalahan orang lain. Karena kebencian, kemarahan yang disertai emosi yang kuat juga bisa memancarkan kekuatan telepati . Getaran telepati yang merusak ini disebut juga serangan mental. Untuk melindungi diri dari serangan ini Islam mengajarkan kita untuk selalu berlaku santun, jangan menyakiti hati orang lain. Disamping itu juga dianjurkan untuk membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Nash.

Serangan mental yang berupa telepati ini biasanya terjadi pada orang yang berhubungan dekat atau memiliki hubungan emosi, seperti orang tua dengan anak, antara adik dan kakak, antara tetangga, sahabat karib, pasangan suami istri, orang yang berpacaran, antara majikan dengan karyawan dan lain sebagainya. Pasangan suami istri yang tidak akur , biasanya sering melakukan serangan ,mental antara satu dengan yang lainnya. Kalau sudah begitu ada saja kesialan yang akan dialami oleh rumah tangga itu, rezeki jadi seret, usaha terancam bangkrut, suasana di rumah tidak nyaman, panas dan selalu ingin bertengkar. Soal kecil jadi besar.

Untuk menambah wawasan pembaca tentang telepati dibawah ini saya sampaikan tulisan dari mas Wuryanano tentang telepati yang saya copy dari blog beliau ”Wuryanano.blogspot.com”.


(1) Mengenal Kemampuan TELEPATI…
Oleh : Wuryanano

Mungkin sebagian dari Anda pernah mendengar atau membaca istilah TELEPATI ini. Dan, biasanya pula, sebagian dari Anda memandangnya dengan “sebelah mata” bahkan terkadang ada juga yang mencemoohkannya…menganggap TELEPATI adalah hal yang tidak masuk di akal dan sangat misterius sifatnya. Salah satu kemampuan TELEPATI adalah bisa mengamati bahkan bertindak untuk kejadian-kejadian dari jarak jauh.

TELEPATI sebenarnya merupakan bagian dari daya berpikir kita pada OTAK KANAN. Tapi ada kecenderungan sebagian besar dari kita untuk menghalangi atau membatasi daya berpikirnya, hanya mengutamakan hal-hal yang dipandang ilmiah dan logis, tetapi mengabaikan hal-hal yang bersifat intuitif dan imajinatif. Kecenderungan untuk lebih banyak menggunakan daya berpikir pada OTAK KIRI yang ilmiah dan logis inilah, secara pasti telah menghambat daya berpikir kita pada OTAK KANAN yang bersifat intuitif dan imajinatif…dan merupakan bagian yang bertanggung jawab pada sisi EMOSI manusia.


Kita memang tidak dapat mengingkari, bahwa ilmu pengetahuan ilmiah ini telah berhasil memajukan kualitas kehidupan, meskipun kemajuan itu masih belum terlalu merata. Tapi mungkin disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan inilah, maka kemampuan berpikir pada otak kanan cenderung diabaikan.

Meskipun demikian, saya sangat yakin, para pembuat kemajuan di berbagai bidang kehidupan ini SEBENARNYA juga menggunakan kemampuan OTAK KANAN nya, untuk melakukan hal-hal yang bersifat intuitif, imajinatif dan tidak masuk akal pada awal-awalnya. Tetapi sebagian besar dari kita…para penikmat kemajuan inilah yang memiliki kecenderungan untuk mengabaikan kemampuan daya berpikir pada otak kanan…termasuk di dalamnya adalah kemampuan TELEPATI, yang sesungguhnya itu sudah ada sejak kita lahir ke dunia ini…dan merupakan BAKAT ALAMI setiap manusia.


TELEPATI, dalam aspek kehidupan ini bukanlah sekedar kemampuan untuk mengirimkan dan menerima signal pemikiran secara “bolak-balik” diantara si pengirim dan si penerima. Tetapi TELEPATI juga memiliki arti melatih meningkatkan kesadaran diri…untuk bisa lebih sadar menghargai potensi berpikir dan beremosi kita yang sesungguhnya punya kekuatan SUPER ini, dan saya lebih senang menyebutnya dengan istilah SUPER MIND POWER.

Anda pun bisa melakukan Telepati ini…dan biasanya secara tidak disadari. Misalnya, pernahkah Anda membayangkan seseorang yang jauh tempat tinggalnya (tapi secara emosional dekat dengan Anda) agar dia menghubungi Anda…dan tiba-tiba telepon Anda berbunyi, setelah Anda angkat…eh ternyata orang yang Anda bayangkan itu menghubungi Anda. Atau, Anda memikirkan anak Anda, istri/suami agar dia mau melakukan hal seperti yang Anda inginkan, dan anak Anda, istri/suami langsung melakukannya…tanpa Anda ucapkan langsung lewat kata-kata.


Yaa…itulah TELEPATI. Dan masih banyak lagi contoh kejadian “telepatikus” di dalam kehidupan ini. Pada Telepati tingkat lebih tinggi, seseorang bisa berkomunikasi langsung hanya melalui pikiran atau antar pikiran saja, tanpa lewat kata-kata verbal…bisa menghemat mulut nih…hehehe. Termasuk juga bisa menyembuhkan kasus penyakit dengan hanya mengirimkan gelombang energi penyembuh…itupun termasuk aspek dari Telepati pada tingkat lebih tinggi.

Dan, karena Telepati ini bekerja berdasarkan daya pikir OTAK KANAN, maka harus mengandung EMOSI pada saat melakukannya…benar-benar harus Anda sisipkan perasaan EMOSI JIWA Anda untuk melakukan Telepati ini…jika tidak, maka Telepati tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.


Ok, sementara ini dulu, yang bisa saya tulis untuk sekedar mengingatkan Anda, bahwa TELEPATI ini sebenarnya kemampuan yang alami…merupakan bakat alami sejak kita dilahirkan, yang tentunya bisa dimiliki oleh setiap orang, dan bukanlah merupakan hal yang mistis, klenik apalagi tabu. TELEPATI itu sesungguhnya normal adanya.

(2) Mencoba Latihan TELEPATI…

Banyak orang beranggapan, bahwa kemampuan TELEPATI tidak membutuhkan latihan apapun, dan menganggapnya itu adalah bagian dari BAKAT ALAMI saja, yang tidak perlu latihan. Tapi bagi orang yang telah mengerti, pasti menyadari bahwa kemampuan Telepati pada awalnya harus dilatih dan dibangun lebih dulu, kemudian semakin memantapkan kekuatannya dengan melatihnya secara hati-hati dan terus menerus…sehingga akan didapatkan hasil-hasil yang bermanfaat.

TELEPATI, seperti kecakapan berpikir lainnya…dapat dipergunakan untuk maksud baik dan jahat. Di sini, kita dihadapkan pada masalah ETIKA dan MORAL. Apakah alasan Anda belajar dan berlatih TELEPATI? Coba Anda melihat dengan cermat alasan pribadi Anda untuk berlatih dan menggunakan kecakapan Telepati ini.

Secara umum, ada 3 pandangan pernyataan dari yang berhasrat untuk berlatih kecakapan TELEPATI, yaitu:

* Pertama, sekedar punya hasrat untuk mengetahui Telepati, dan hanya ingin mengembangkannya untuk keuntungan pribadi tanpa melibatkan orang lain secara langsung.

* Kedua, sangat berhasrat untuk bisa menguasai kekuatan Telepati dan mengembangkannya untuk melayani dan membantu orang lain.

* Ketiga, merasa harus menggunakan kekuatan Telepati untuk menguasai orang lain, dan menentang keinginan mereka, agar mau menuruti kemauannya.


Sejauh mana pokok persoalan menyangkut hubungan Telepati, tentu saja ada pertimbangan-pertimbangan dasar tertentu yang harus diperhitungkan…yaitu tentang tanggung jawab moral.

Kemampuan TELEPATI adalah peranan dari OTAK KANAN, yang bertanggung jawab pada sisi emosi, imajinasi, dan intuisi kita…yang kesemuanya itu terpendam di dalam alam PIKIRAN BAWAH SADAR. Oleh sebab itu, langkah awal untuk berlatih kemampuan TELEPATI adalah Anda harus menghidupkan “mesin mental” di pikiran sadar Anda untuk bersiaga penuh kesadaran, bekerja sama dengan pikiran bawah sadar Anda.

Keyakinan dan percaya diri Anda adalah hal utama yang harus Anda punyai sebelum memulai berlatih TELEPATI. Karena perlengkapan sebenarnya dari kemampuan Telepati adalah pada bagian tingkat SADAR PIKIRAN Anda yang dilingkupi oleh perasaan EMOSI JIWA secara rileks…baik Anda sebagai Pengirim atau Penerima.


Cobalah berkonsentrasi selama beberapa saat pada BAYANGAN PIKIRAN yang hendak Anda kirimkan kepada seseorang, juga pikirkan bahwa Anda sangat ingin memproyeksikan PESAN tersebut dari tempat Anda berada ke beberapa tempat yang jauh. Kemudian konsentrasikan bahwa si penerima pesan Anda di beberapa tempat yang jauh dari Anda, bisa menerima pesan dari Anda. Dan, jangan lupa untuk memberikan segenap perasaan emosi Anda pada saat berkonsentrasi mengirimkan pesan secara TELEPATI itu. Kekurangan dari nilai emosional atau jika tanpa ada perasaan emosi yang menyelubungi pesan…maka itu sering menyebabkan proses Telepati menjadi gagal.

Kebanyakan para Pemula gagal pada tahap awal ini, karena mereka merasa TEGANG saat melakukan konsentrasi dengan sepenuh emosi jiwa. Ketegangannya biasanya dilihat dari bahasa tubuhnya yang otomatis sudah menjelaskannya…misalnya dari alis mata yang berkerut, mata yang dipejamkan dengan sangat rapat, mengatupkan bibir rapat-rapat sampai monyong atau terlihat dari otot-otot tubuhnya yang keras menegang saat mencoba berkonsentrasi itu. Hal-hal TEGANG seperti ini harus Anda hindari…janganlah tegang pada saat melakukan konsentrasi.


Pada Latihan Telepati, semua bagian tubuh dan pikiran haruslah rileks meskipun tetap konsentrasi dengan tingkat keheningan yang semakin dalam. Oleh sebab itu, sebelumnya Anda harus melatih diri untuk bisa rileks dan santai…meskipun dalam waktu bersamaan sedang melakukan KONSENTRASI PIKIRAN. Beberapa tulisan saya di Blog ( Wuryanano.blogspot.com) tentang latihan olah nafas, relaksasi, dan meditasi, bisa Anda lakukan lebih dulu untuk membiasakan diri berkonsentrasi, dan berimajinasi secara rileks dan santai.


Dengan mencapai kondisi atau keadaan rileks dan santai secara FISIK dan PIKIRAN, maka Anda sebagai si Pengirim pesan Telepati akan mendapatkan gambaran mental yang jelas, beserta balutan emosi Anda di sana. Gambaran mental yang Anda ciptakan dengan jelas ini juga seiring dengan kemauan dan kemampuan Anda untuk melatih kekuatan imajinasi visualisasi Anda, sehingga Anda mampu membentuk dan menggambarkan pesan Anda sejelas mungkin, yang selanjutnya itu akan otomatis tersimpan di dalam pikiran bawah sadar Anda…dan bisa Anda gunakan berulang-ulang.

( 3 ) Membangun KEDEKATAN lewat TELEPATI…

Banyak cara bagi setiap orang, untuk membangun kedekatan dengan orang-orang lainnya. Mungkin juga kedekatan dengan binatang dan tumbuhan, bahkan kedekatan dengan alam semesta secara umum. Pada umumnya cara-cara yang dipakai melakukan pendekatan tersebut adalah secara fisik bertemu tatap muka dan komunikasi lisan mungkin juga tulisan.

Akan tetapi, secara tidak disadari, mungkin saja sebagian dari kita sebenarnya telah melakukan upaya pendekatan secara Telepati. Nggak percaya? Cobalah Anda ingat-ingat, paling gampang mengingat saat Anda dulu melakukan pendekatan pada calon pasangan hidup Anda, yang mungkin saat ini sudah menjadi suami atau istri, atau sekarang masih dalam taraf pacaran atau tunangan. Nah, bagaimana cara Anda melakukan pendekatan dan membangun kedekatan pada pasangan Anda itu, sampai calon pasangan yang Anda incar itu bersedia menjadi pasangan hidup Anda?


Bukankah saat awal pendekatan ke calon pasangan, Anda melakukan upaya pendekatan dengan segenap jiwa raga, segenap emosi dan pikiran? Anda sering membayangkan hal-hal baik untuk calon pasangan Anda itu, Anda sering berbicara di dalam relung pikiran Anda dengan segenap perasaan emosi jiwa, betapa Anda sangat menginginkan si dia untuk menjadi pasangan hidup Anda. Bukankah begiu yang Anda lakukan dulu? Iya..jelas memang begitulah. Saya pun melakukannya kok…hehehe…dan terbukti berhasil kan?


Nah, jika Anda sudah pernah melakukan hal seperti tersebut tadi, maka itu artinya Anda telah melakukan suatu upaya secara TELEPATI….meskipun saat itu Anda tidak menyadarinya, bahwa Anda telah melakukan Telepati. Itu artinya, kemampuan TELEPATI memang sudah dimiliki oleh setiap orang di muka bumi ini…jadi Telepati memang hal yang wajar, lumrah saja.


Tetapi dalam perjalanan hidup selanjutnya, sebagian besar dari kita melupakan cara-cara “telepatikus” seperti itu. Kita cenderung ingin berpikir yang logis dan bisa dihitung secara matematis saja…melupakan hal bersifat imajinatif dan intuitif. Bisa jadi ini disebabkan oleh pola pendidikan yang kita terima, yang selalu mengedepankan berpikir logis dan matematis, yang diaktifkan oleh fungsi otak kiri saja…sedangkan fungsi otak kanan, yang bertanggung jawab pada imajinasi dan intuisi termasuk didalamnya kemampuan telepati, cenderung diabaikan…atau diremehkan dan dianggap tidak begitu bermanfaat bagi kehidupan di era modern ini.

Tulisan saya ini, hanya mengingatkan, bahwa dengan kekuatan TELEPATI, sebenarnya Anda bisa menjalin dan membangun kedekatan dengan orang lain, maupun dengan setiap makhluk di alam semesta ini…termasuk juga dengan alam semesta yang juga merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah SWT ini.


Cobalah Anda lakukan Telepati dalam menjalin dan membangun kedekatan hubungan Anda, entah itu hubungan persahabatan, kekeluargaan, percintaan atau hubungan bisnis. Lakukanlah dengan menggunakan kemampuan Telepati Anda…dan lihatlah apa yang akan Anda peroleh. Saya yakin jika Anda serius melakukan upaya Telepati dalam menjalin, membangun, dan menjaga keharmonisan serta kedekatan hubungan-hubungan Anda dengan orang-orang lainnya, atau dengan sesama makhluk ciptaan Allah…maka kehidupan yang Anda jalani menjadi lebih indah dan menyenangkan.


Cara melakukan Telepati sudah saya uraikan secara sederhana di tulisan sebelum ini. Memang sesungguhnya sederhana saja cara melatih kekuatan Telepati ini, karena Telepati ini merupakan bagian dari kekuatan pikiran kita…yang sering saya sebut sebagai Super Mind Power ini.


Tidak ada hal yang tidak mungkin untuk Anda lakukan dalam mencapai sukses dan kebahagiaan sejati, jika Anda mau mengerahkan segenap karunia Ilahi yang sudah ada di dalam diri Anda… termasuk kemampuan TELEPATI ini.


Selamat membangun kedekatan dan keharmonisan hubungan-hubungan Anda melalui kekuatan Telepati. Cobalah!

______________________________________________________________________


Demikianlah beberapa tulisan mas Wuryanano tentang telepati, mudah mudahan dapat menambah wawasan kita tentang telepati. Menjelang umur 8 tahun otak kanan kita lebih dominan dibandingkan otak kiri , melampaui usia 8 tahun otak kiri mulai tumbuh lebih dominan dan peranan otak kanan mulai berkurang. Kemampuan telepati akan tumbuh dan berkembang disaat otak kanan lebih dominan dari otak kiri, kondisi ini bisa kita capai dengan latihan , meditasi, tafakur, dzikir dan sholat.

Kondisi otak kanan lebih dominan juga terjadi pada saat kita memasuki kondisi hypnosis. Pada saat sholat sebenarnya kita juga masuk kondisi hypnosis. Orang yang sholat dengan benar dan khusuk dalam jangka panjang jika dilatih juga mampu mengirim dan menerima pesan secara telepati. Rasulullah pernah bersabda:” Hati hatilah terhadap firasat orang mukmin, karena ia melihat dengan cahaya hatinya” . Dalam salah satu hadist Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam al Bukhari disampaikan :” …..Jika Allah telah mencintai hambanya, maka ia akan melihat dengan penglihatan Allah, mendengar dengan pendengaran Allah,….dst. Ketika sedang kutbah juma’at Kalifah Umar bin Khatab pernah berseru agar pasukannya yang sedang terdesak , mundur kebelakang bukit. Teriakan Umar itu didengar oleh pasukannya yang berada pada jarak ribuan kilometer. Ini adalah gejala telepati yang terjadi pada orang yang saleh.

Kegiatan sholat dan dzikir sebenarnya merupakan salah satu cara untuk mengaktifkan dan melatih fikiran bawah sadar (otak kanan) . Orang non muslim melatih otak kanannya dengan kegiatan meditasi, hypnosis, samadi, relaksasi dan lain sebagainya.

Senin, 14 Juni 2010

Senjata Itu Bernama Manajemen (Bagian 4)

“Effectiveness is a habit; that is, a complex of practices. And practices can always be learned. Practices are simple, but always exceedingly hard to do well. They have to be acquired by practicing, and practicing, and practicing again.”
–Peter F. Drucker, 1967–

Karena cara bisa lebih dari 1001 banyaknya, dibutuhkan kriteria untuk memilihnya. Ini adalah rambu manajemen berikutnya. Cara yang dipilih mestilah yang efektif dan efisien. Nah, dua istilah ini tampaknya perlu mendapatkan porsi pembahasan agak luas. Demikian seringnya kata-kata “efektif dan efisien” digunakan dalam berbagai konteks, sehingga sering maknanya menjadi rumit dan tak jelas lagi, bahkan kadang-kadang agak konyol.

Ada pejabat atau pakar dalam wawancara televisi mengatakan, “cara itu memang efisien, namun tidak efektif.” Waduh! Bagaimana mungkin sesuatu bisa efisien jika tidak efektif? Meminjam istilah aljabar, efektifitas adalah necessary condition, sedangkan efisiensi adalah sufficient condition. Seluruh pilihan proses atau cara yang mampu mengantarkan kita pada tujuan disebut efektif. Dari berbagai alternatif proses atau cara tersebut, yang berbiaya paling rendah, adalah yang efisien.

Dalam urusan dengan action plan pribadi misalnya, banyak orang yang menuangkannya dalam bentuk bagan atau skema yang cantik dan canggih, dengan tampilan warna–warni memukau di gadget mereka. Namun seringkali keindahan dan kecanggihan itu menjadi tidak efektif karena tidak cukup disiplin untuk sering–sering merujuk pada action plan yang sudah mereka buat. Beruntung saya belajar dari guru manajemen saya, Taufik Bahaudin, tentang apa yang disebutnya stupid paper, sehelai kertas yang lusuh berlipat delapan, yang tak pernah luput dari saku kemeja beliau. Setiap terpikir ada sesuatu yang urgen untuk dilakukan, beliau tuliskan pada kertas itu. Sebaliknya, setiap ada to do thing yang selesai dikerjakan, beliau coret hal tersebut dari daftar.

Pernah saya bertanya pada beliau, mengapa harus kertas lusuh itu yang jadi tumpuan. Beliau kemukakan beberapa argumentasi. Pertama, ketika lembaran kumal itu dibuka, yang beliau lihat adalah sejumlah to do things yang menantang untuk diselesaikan, namun punya prioritas berbeda. Otomatis beliau terdorong untuk mencari mana to do thing yang paling urgen dituntaskan. Dengan bahasa yang sedikit canggih, kertas lusuh itu “memaksa” beliau berpikir logis dan sistematis. Tentu Anda ingat, ini rambu manajemen yang kedua.

Kedua, menurut beliau mencoret sebuah to do thing yang sudah berhasil dirampungkan punya kenikmatan psikologis yang sukar digambarkan dengan kata–kata dan bersifat addictive! Artinya, sensasi itu memprovokasi beliau untuk menuntaskan sejumlah to do things yang lain agar punya legitimasi untuk kembali mencoretnya dari daftar. Ketiga, mekanisme kertas lusuh itu, the stupid paper, begitu sederhana dan genuine. Implikasi, ketika menggunakannya kita fokus pada substansi, pada manfaatnya, dan tidak tergoda pada sejumlah kecanggihan “kosmetik” yang artifisial sifatnya.

Apakah jurus stupid paper ala Taufik Bahaudin itu efisien, itu perdebatan yang lain. Namun yang pasti ia menggambarkan efektifitas itu sama sekali tidak perlu rumit dan kelewat canggih. Disiplin pribadi adalah kata kuncinya.

Selanjutnya, bicara tentang efisiensi, tentunya berurusan dengan hitung–menghitung biaya. Namun perlu diingat, dalam menghitung biaya, bukan sekedar out-of-pocket expenses, biaya-biaya langsung yang dikeluarkan berupa uang kas. Harus diperhitungkan juga dengan cermat opportunity cost, nilai dari berbagai kesempatan dan peluang yang hilang, yang harus dikorbankan, jika kita memilih proses atau cara tersebut.

Harus dikalkulasi pula eksternalitas, yaitu berbagai kerugian yang diderita oleh pihak lain atau lingkungan jika kita menjalankan cara/proses tersebut. Contoh, sebuah pabrik sedang mempertimbangkan 2 alternatif cara pengolahan limbah, X dan Y. Cara X lebih mahal dibandingkan cara Y. Namun jika menggunakan cara Y yang lebih murah, limbah yang dihasilkan masih belum sepenuhnya aman bagi lingkungan. Jika demikian, pada saat menghitung biaya yang terkait dengan cara Y, harus diperhitungkan pula nilai kerugian yang timbul dari kerusakan lingkungan akibat limbah yang belum sepenuhnya aman tersebut. Dan jika itu dilakukan bisa jadi cara X lebih efisien, walaupun biaya langsungnya lebih mahal dibandingkan Y.

Bagaimana seseorang menyikapi eksternalitas tersebut disadari atau tidak juga membedakan “kasta” orang tersebut: apakah dia pemimpin sejati, atau sekedar eksekutif yang bekerja dengan kalkulasi bisnis jangka pendek. Pemimpin sejati punya tanggungjawab. Nilai itu tidak akan membiarkan dirinya mengambil keputusan apapun yang dampak sampingannya merugikan orang lain maupun lingkungan yang lebih luas. Buat pemimpin sejati, kebermanfaatan bagi manusia dan kemanusiaan adalah harga mati yang tak bisa ditawar.

Senjata Itu Bernama Manajemen (Bagian 3)

“Hanya orang gila yang mengharapkan hasil yang berbeda dari cara–cara yang sama.”
–anonimus–

Saya punya suatu kepercayaan sederhana mengenai pemimpin dan kepemimpinan. Bagi saya, kualitas kepemimpinan seorang pemimpin diukur dari karya, bukan orasi atau wacana, walaupun kemampuan berorasi mungkin salah satu skill penting bagi pemimpin. Lihat saja pernyataan Allah SWT di dalam Al Qur-an: “Dan katakanlah: ‘Bekerjalah kamu.’ Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” [QS. At-Taubah, 9: 105]

وَقُلِ اعْمَلُواْ فَسَيَرَى اللّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿١٠٥﴾

Simak juga peringatan keras Allah SWT di bagian lain dari Kitab Suci-Nya: “Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” [QS. Ash-Shaff, 61: 2-3]

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ ﴿٢﴾ كَبُرَ مَقْتًا عِندَ اللَّهِ أَن تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ ﴿٣﴾

Paradigma manajemen yang sehat merupakan modal dasar untuk mampu memimpin perubahan transformasional dengan sukses. Berpikir menggunakan manajemen membuat pemimpin mampu melukiskan peta jalan (road map) perubahan yang akan mengantarkan komunitas yang dipimpinnya dari posisi here and now menuju the future dreamland. Kualitas berpikir manajemen pula yang akan dengan jelas membedakan cita-cita dari sekedar angan-angan, vision dari wish.

Tanpa kemampuan berpikir manajemen banyak pemimpin menjadi tak ubahnya sekedar orator atau filosof, bahkan provokator, yang trampil menuangkan mutiara pemikiran yang progresif-revolusioner dalam kata-kata bernas, baik dalam pidato yang menggelegar maupun tulisan yang menghujam, namun tak kunjung berhasil mewujudkan satupun gagasan hebat dalam realita komunitasnya. Ketika pemimpin model orator-filosof ini berpidato, orang-orang takjub terpana menyimaknya. Hati mereka tergetar. Mereka merasa fatwa-fatwa sang pemimpin mencerahkan pikiran dan menyegarkan semangat. Mereka terbang ke langit impian. Jantung mereka berdegup kencang. Darah mereka menggelora. Rasanya tak sabar lagi untuk menaklukkan dunia. Tapi apa jadinya ketika pidato itu selesai? Ketika mereka harus kembali ke dunia nyata? Saat mereka berhadapan lagi dengan realita yang kelewat jauh dari idealita? Mereka ibarat membentur tembok tinggi, atau bersua dengan jalan buntu, karena sang pemimpin tak kuasa menunjukkan peta jalan menuju negeri impian tersebut.

Betul bahwa pemimpin mesti visioner. Namun pemimpin juga harus transformatif, mampu mengurai visi tersebut menjadi sejumlah tonggak antara, seraya berperan sebagai sais yang memacu kuda-kudanya untuk menarik kereta berpindah dari satu tonggak ke tonggak berikutnya, demikian seterusnya, sampai tiba di terminal tujuan.

Di bagian sebelumnya telah kita diskusikan dua rambu yang pertama dalam manajemen, yaitu proses, serta sistematik dan logis. Apakah setiap proses yang tersusun dengan sistematik dan didasarkan atas suatu logika tertentu otomatis dapat disebut sebagai manajemen? Nanti dulu. Belum tentu. Perlu digarisbawahi bahwa pemimpin memanfaatkan manajemen, bukan tenggelam dalam kompleksitas manajemen.

Saya punya seorang teman. Sebut saja namanya Anto. Julukannya Mr. Sisdur, alias Tuan Sistem dan Prosedur, karena Anto memang serba teratur. Hampir semua hal dalam hidup Anto ada protokolnya, ada prosedurnya, dan hampir-hampir tak ada yang berubah. Namun Anto sering terlihat tidak bahagia. Keningnya sering berkerut. Mukanya ditekuk. Demikian itu ekspresi standarnya manakala berhadapan dengan situasi di luar perkiraannya. Kegandrungan pada sistem dan prosedur membuat Anto sama sekali kehilangan keluwesan menghadapi ketidakpastian.

Lebih seru lagi, sistem dan prosedur tersebut terus beranak-pinak semakin banyak. Kian hari kian tak jelas ujung pangkalnya. Misalnya, sesuatu dalam kamus Anto harus dikerjakan menurut prosedur A, namun kita ganti dengan cara B, dipastikan dia akan meledak alias marah besar. Jika kemudian kita bertanya, mengapa harus A dan tidak boleh B? Jawaban Anto, ya karena sudah begitu semestinya! The procedure has to be like that because it is the procedure! Macet total, ibarat jalur Pantura di musim lebaran.

Artinya, manajemen bukan sekedar proses yang sistematik dan logis. Ia juga harus ditujukan untuk mencapai pre-determined goal(s), tujuan, atau tujuan-tujuan, yang telah ditetapkan sebelum proses itu dimulai. Tujuan tersebut tentunya bukan begitu saja dipetik dari angin, melainkan diturunkan, diterjemahkan, juga secara sistematik dan logis, dari visi besar sang pemimpin.

Kesadaran dan penghayatan penuh mengenai tujuan inilah yang membuat pemimpin menjadi sosok yang dinamis, yang memadukan dua sisi yang seolah paradoksal. Di satu sisi ia sangat teguh – konsisten, konsekuen, dan presisten – dengan tujuan yang ingin dicapainya. Namun di sisi lain ia sangat lentur dalam memilih dan menentukan cara – termasuk sistem dan prosedur – yang diyakininya paling mungkin membantunya mencapai tujuan tersebut. Seperti seorang pengemudi. Mungkin menjadi tidak begitu penting mempersoalkan rute mana yang diambil – sejauh tidak melanggar rambu-rambu lalu lintas tentunya – sepanjang mobil yang dikemudikan mampu memindahkan para penumpang dari tempat asal ke tempat tujuan.

Senjata itu Bernama Manajemen (Bagian 2

“In the last analysis management is practice.
Its essence is not knowing, but doing.
Its test is not logic, but result.
Its only authority is performance”
– Peter Drucker –

Si Fulan yang punya toko kelontong lelah hidup seadanya. Ia ingin agar dagangannya laris-manis, agar ia segera “naik kelas” menjadi orang kaya. Atas saran beberapa teman sekampung ia pergi ke sebuah dusun di kaki Gunung Lawu, menemui seorang dukun yang konon sakti mandraguna. Dukun itu merapal beberapa mantra. Tentunya ditingkahi oleh asap kemenyan dan suasana magis yang mencekam. Si Fulan juga dititahkan untuk mandi kembang tujuh rupa, di samping dioleh–olehi beberapa jenis jimat. Ternyata “proses” yang dijalani si Fulan memang ampuh. Tak berapa lama orang berbondong-bondong membeli dagangannya. Dapatkah dikatakan si Fulan telah menerapkan manajemen? Tentu tidak. Bukankah ia telah menempuh proses? Ya. Bahkan proses yang lumayan “serius” dan “berat.”

Namun proses bukanlah satu-satunya rambu manajemen. Ada rambu yang kedua, yaitu sistematis dan logis. Bisa saja, walaupun agak dipaksakan, dikatakan bahwa proses yang dilalui oleh Fulan bersifat sistematis. Namun bagaimanapun tidak logis. Logika ilmu pengetahuan, kecuali ilmu sihir tentunya, tidak dapat menjelaskan apa hubungannya merapal mantra, mandi kembang, mempersembahkan sesajian, atau menyimpan jimat, dengan perniagaan si Fulan yang jadi marak dan meriah. Bahkan sistematis pun sebenarnya tidak. Karena resep yang diberikan si mbah dukun kepada si Fulan konon tergantung pada apa yang dibisikkan para peliharaannya ketika si Fulan menghadap. Artinya, kalau di kemudian hari ada pasien lain, walaupun dengan kebutuhan yang sama, sangat boleh jadi si mbah akan menuturkan jalan keluar yang berbeda. Intinya, tak ada pola yang menghubungkan antara keluhan pasien dengan treatment yang diberikan. Dalam kacamata agama, perbuatan si Fulan adalah syirik. Dalam sudut pandang manajemen, ini lagi-lagi bentuk mismanagement!

Dalam kehidupan sehari-hari yang lebih umum kita lihat betapa banyak masalah, kekusutan, kekacauan, kesimpang-siuran yang membuat masyarakat kehilangan kebahagiaan, ternyata bersumber dari proses – bentuknya bisa berupa sistem, mekanisme, prosedur, aturan, dan lain-lain – yang tidak sistematis (baca: acak-acakan, melompat-lompat, tidak punya alur yang masuk akal), dan juga tidak cukup ditopang oleh dasar logika yang sehat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Beberapa waktu yang lalu saya punya tugas mengisi training di Surabaya. Sayangnya saya terlambat tiba di check-in counter Bandara Soekarno–Hatta karena taksi yang saya tumpangi mengalami pecah ban di jalan tol. Karena belum pernah mengalami hal tersebut sebelumnya, saya bertanya kepada petugas dari airline terkait mengenai apa yang semestinya saya lakukan. Hasilnya, saya pusing! Saya di ping-pong dari satu counter ke counter yang lain, dari satu orang ke orang yang lain, dari satu loket ke loket yang lain. “Coba bicara pada Mbak yang di sana Pak.” “Coba ke loket reservasi Pak.” “Coba ke counter nomor 24 Pak.” Astagfirullah! Mbak yang bertugas di loket reservasi melayani saya dengan wajah galak, suara ketus, dan gaya setengah hati. “Pak, karena terlambat, jika Bapak ingin dimasukkan ke flight berikutnya Bapak terkena denda 75% dari harga tiket plus biaya up-grade sebesar sekian rupiah, sehingga totalnya sekian rupiah. Nanti dibayar di counter 24.” What?! Lebih dari dua kali lipat harga tiket saya sebelumnya!

Lalu, sesuai petunjuk si Mbak yang “pedas” itu saya kembali ke counter 24. Mbak yang ada di sana – paling tidak dia jauh lebih ramah – menanyakan berapa biaya tambahan yang dikenakan pada saya. Mendengar jumlah yang saya sebutkan, Mbak yang ramah itu berkata, “Wah, Bapak tidak perlu bayar sejumlah itu. Cukup setengahnya saja kepada kami. Di sini nama Bapak sudah saya tuliskan. Dan statusnya sudah saya buat CF (confirmed) untuk penerbangan berikut jam 13:30. Bapak tinggal datang. Sebutkan nama, bayar, dan berangkat.” Ajaibnya, pada saat saya datang lagi ke counter 24 menjelang pukul 13:30 “Miss Ramah” itu tak ada di sana, dan nama saya tidak tercantum di dalam daftar cadangan, apalagi dengan status confirmed. Macet bukan?! Alhasil, saya gagal berangkat ke Surabaya pada hari itu.

Mari kita bayangkan, apa derita umat, masyarakat, dan bangsa, jika mereka yang berada dalam posisi memimpin tidak punya kemampuan berpikir proses secara sistematis dan logis? Ya, mungkin mirip sekali seperti kondisi kita hari-hari ini

How You Think, is How You Act, is Who You Are (Bagian 2)

“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu. Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu. Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu. Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menyertaimu” –Alm. Rahmat Abdullah–

Setiap orang yang belajar finance kenal sepuluh aksioma dasar. Salah satunya tentang risk and return trade-off, yang mengatakan: Low risk, low return. High risk, high return. Kalau boleh disambung, no risk, ya no return. Visi, mimpi, creating the future, out-of-the box thinking, keluar dari comfort zone, berpikir “bandel”, memang punya risiko, punya ketidakpastian yang sangat besar. Tapi kembali, di situlah bedanya leader dengan orang kebanyakan: leader adalah risk-taker, sementara common people cenderung risk-avoider.

Ibarat atlet, leader adalah pelari maraton, bukan sprinter. Orientasi, sekaligus kriteria suksesnya diletakkan dalam time frame yang panjang (longer term), jauh di depan. Pemimpin sejati bukanlah manusia instan yang tergiur oleh ”sukses” remeh-temeh berjangka pendek, yang bisa jadi justru merupakan virus atau rayap yang pelan-pelan menggerogoti fondasi bangunan masa depan. Hari esok. Bahkan hari esok yang sangat jauh di depan dan abadi: akhirat. Di sanalah pemimpin sejati menitipkan harapannya. ”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kami kerjakan” (QS. Al Hasyr: 18).

Visi akhirat membuat pemimpin menjadi cerdas menata kekiniannya, langkah-langkahnya, utilisasi sumber dayanya. Visi akhirat pula yang membuat pemimpin sejati teguh-kukuh dan tak kenal kalah, apalagi patah. Luka-luka akibat terantuk cadas, bahkan yang paling parah sekalipun, dilihat sebagai lecet-lecet kecil yang akan terobati oleh waktu, dan sama sekali tak membuat surut. Visi akhirat juga membuat pemimpin tak punya kata ”puas” dalam kamus hidupnya. Ia terus beramal. Terus berbuat. Tak pernah berpikir untuk berhenti dan berleha-leha menikmati ”gula-gula” jangka pendek, karena ia tahu betul bukan itu yang ia mau.

Itulah the power of vision! Visi hebat yang menjangkau jauh ke depan membuat masalah, kendala, dan kesulitan hanya kerikil-kerikil kecil yang tak berarti. The true leader berpikir, kalaulah dalam perjalanan menggapai mimpi itu saya menderita sakit, Allah akan menyembuhkan saya. Kalaulah saya jatuh, dengan pertolongan Allah saya akan bangun lagi. Jika saya kalah, itu tak akan selamanya. ”Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikanNya gugur sebagai syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir” (QS. Ali ”Imran: 140-141). So, no big deal!

Pemimpin sejati memang istiqamah dan disiplin. Ia konsisten, konsekuen, dan presisten terhadap visinya. Tak mau kompromi. Enggan ditawar. Namun, ia inovatif dan berani mengambil risiko dalam cara. Ada fleksibilitas yang luar biasa dalam mencari solusi. Ada conviction bahwa untuk menjadi leader yang sukses bukan berarti tak boleh gagal, melainkan harus melihat hasil yang tak sesuai dengan harapan sebagai bagian dari proses pembelajaran, sebagai feedback, sebagai sinyal keharusan untuk berganti cara. Ketika pemimpin sejati terantuk sebuah tembok penghalang, bukan cita-citanya yang ia kesampingkan, melainkan strateginya yang ia ubah.

Anda suka bergunjing? Kalau ya, artinya anda belum cukup qualified untuk menjadi pemimpin. Lho kok? Terlepas dari masalah bahwa bergunjing itu dosa, pergunjingan biasanya berisi masalah. Semua peserta majelis pergunjingan dengan penuh semangat menyoroti masalah, bahkan membesar-besarkan masalah, dengan menambahkan aneka bumbu penyedap rasa. ”Abis ..., soalnya ..., masalahnya ...,” demikian kira-kira redaksi kalimat para penggunjing itu. Tak ada yang bicara solusi. Bahkan tak ada yang berharap ada solusi. Mohon dicatat: leader berpikir tentang solusi, bukan tentang masalah. ”Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa telah kamu kerjakan” (QS. At Taubah: 105). Jadi, cuma ada tiga kata kunci. Pertama, action! Kedua, juga action! Dan ketiga, jangan berhenti action!

How You Think, is How You Act, is Who You Are (Bagian 1)

“Pemimpin yang baik dan mengerti arah perubahan, akan memimpin dengan contoh. Ia berada di depan, berkorban demi kebaikan. Ia mengajak yang lain berkorban, tanpa harus merasa susah.” –Rhenald Kasali–

Suatu pagi tiba-tiba masuk sebuah SMS dari seorang sahabat. Ia mengajukan pertanyaan, ”Mengapa para motivator, trainer, dan konsultan, tidak menjadi pemimpin besar dunia yang membuat perubahan besar untuk kesejahteraan umat manusia, mengukir sejarah? Mereka asyik saja memotivasi orang dan bicara banyak tentang leadership, tanpa menjadi pelaku utama”. Dug! Karena profesi saya trainer dan konsultan, dan dalam banyak kesempatan diminta menjadi motivator, pertanyaan tersebut lumayan menohok saya, namun di sisi lain juga memaksa saya berpikir untuk menemukan jawabannya.

Motivator, trainer, dan konsultan, sebagaimana juga dokter, pengacara, presiden, gubernur, ketua parpol, dan anggota legislatif, adalah profesi. Sementara pemimpin, leader, bukanlah profesi, melainkan peran dan sekaligus kualitas personal seseorang. Implikasinya, seorang presiden, gubernur, maupun ketua parpol belum tentu pemimpin. Sebaliknya, seorang konsultan, dokter, atau pengacara belum tentu bukan pemimpin. Walaupun memang ada profesi tertentu yang sebenarnya menuntut kapasitas kepemimpinan – kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin dan kualitas personal sebagai pemimpin – yang relatif lebih tinggi dibandingkan profesi lainnya.

Mari kita lihat leader sebagai peran. Sebuah peran ditunjukkan oleh sekumpulan perilaku yang memiliki pola tertentu. Jangan dilupakan formula dasar bahwa perilaku adalah fungsi – refleksi, akibat – dari pola pikir. Ingat kembali hubungan: how you think is how you act, is who you are. Dalam konteks ini seseorang disebut leader karena ia berperilaku leader, yang merupakan dampak dari pola pikir leader pula.

Bagaimana seorang leader berpikir? Leader berpikir bagaimana menghadapi, dan bahkan memenangkan perubahan. Bagaimana organisasinya atau masyarakatnya dapat meniti gelombang turbulensi, dan bukan sekedar selamat, namun juga mampu melompat ke jenjang yang lebih tinggi. Leader menyadari bahwa agar tak tergulung oleh perubahan ia harus punya visi yang jelas, yang kemudian di-buy in oleh para pengikutnya, sehingga kemudian menjadi shared-vision, visi bersama. Visi yang jelas itu membuat leader tahu pasti apa yang harus dilakukan, dan mengapa hal tersebut harus dilakukan, walaupun sangat mungkin ia membutuhkan bantuan orang lain untuk mengelola kompleksitas yang timbul sebagai dampak gelombang turbulensi dengan menyusun rencana bagaimana mobilisasi sumberdaya harus dilakukan dan anggaran keuangan yang menjadi konsekuensinya.

Di sinilah titik beda yang membuat pemimpin menjadi begitu unik. Leader berorientasi ke masa depan (one day) di suatu tempat yang sama sekali berbeda (be somewhere), bukan sekedar re-inventing the wheel, berkubang dengan problematika klasik yang dari itu ke itu juga. Ia sangat berani bermimpi menembus batas realitas, karena ia menghayati bahwa menciptakan masa depan – learning from the future – adalah tugasnya. Bagi pemimpin sejati, sejarah dan kekinian adalah guru dan pemberi peringatan agar tak mengulangi kebodohan yang pernah terlanjur dibuat, terperosok ke dalam lubang yang sama, namun sama sekali bukan koridor pembatas, apalagi belenggu pemasung kemerdekaan berpikir dan bermimpi.

Bermimpi adalah kompetensi yang mutlak dimiliki seorang leader. Bukan sekedar bermimpi, namun melakukan visualisasi dalam pikiran sedemikian rupa sehingga mencapai titik disosiasi. Disosiasi adalah sebuah kondisi di mana kita seolah-olah melihat rekaman video tentang mimpi kita – lengkap dengan gambar, suara, dan sensasi rasa (visual, auditory, kinesthetic) – di mana kita melihat diri kita sendiri dalam film itu sebagai aktor utamanya. Disosiasilah yang membuat otak dan pikiran kita “tertipu”, merekam imajinasi itu, mimpi kita, sebagai realita, sehingga menjadi referensi yang sangat kuat, dan pada gilirannya mampu menciptakan sense of certainty, rasa pasti, yang membangun keyakinan kita, belief, terhadap visi itu. Dan jangan lupa, sense of certainty, belief, merupakan perintah mutlak, unquestioned command, terhadap sistem saraf dan proses-proses biokimia dalam tubuh kita, yang pada gilirannya akan membangunkan seluruh potensi tak terbatas yang sebelumnya lelap tertidur.

Ada cerita kecil tentang ini. Konon, dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan, sepuluh ekor anak kodok menggagas lomba memanjat menara. Karena penasaran khalayak ramai berkerumun menyaksikan lomba yang tak lazim itu. Mereka bertepuk dan bersorak-sorai, namun sejatinya bukan memotivasi, bahkan kebalikannya, mengejek dan menafikkan kemungkinan kesepuluh anak kodok itu akan berhasil. Benar juga apa kata penonton, satu demi satu anak-anak kodok itu tergelincir jatuh. Teriakan penonton semakin brutal, dan kian banyak pula peserta lomba yang terpeleset dan gagal. Namun tunggu dulu. Ada satu anak kodok yang bergeming. Sama sekali tak terpengaruh! Ia terus merayap menunju puncak menara. Perlahan tapi pasti. Dan akhirnya ... dia berhasil! Maka penontonpun heran. Mereka mencoba mencari tahu mengapa anak kodok yang satu ini sukses mencapai puncak. Masya Allah, ternyata dia ... tuli!

Kesimpulannya, kalau mau berhasil jadilah pemimpin yang ”tuli”. Tuli terhadap seruan negatif para provokator! Sekali anda punya niat baik, punya mimpi besar untuk mengubah diri dan dunia di sekitar anda, fokuskan pandangan ke depan, mantapkan hati, busungkan dada, bermunajat mohon pertolongan dan penjagaan Allah SWT, lalu ... melangkahlah! ”...Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepadaNya” (QS. Ali ’Imran: 159).

Godaan paling klasik dari para provokator itu adalah cercaan bahwa impian kita tidak realistik. Impian memang mestilah tak realistik saat ini, di sini, bagi orang-orang yang tak mempercayainya. Bahkan, sebenarnya dalam hidup kita tak pernah sunguh-sungguh mengalami apa yang disebut ”realita”, karena yang kita alami adalah persepsi kita tentang realita. Jika tidak hati-hati, yang kita sebut realita akan lebih banyak menjadi jeruji besi pemasung cita-cita. Dan lebih lanjut, pada titik inilah seorang pemimpin sejati menjadi begitu berbeda: keyakinannya terhadap sebuah impian yang hebat, sense of certainty-nya, membuatnya mampu mencapai apa yang dianggap tidak realistik oleh orang lain. Dalam sebuah pertempuran, seorang sahabat Nabi SAW dengan semangat menggebu memacu kuda tunggangannya teramat cepat, sampai-sampai sahabat yang lain bertanya apa yang mendorongnya berbuat demikian. Sahabat itu menjawab, ”Wahai sahabatku, aku mencium bau surga di hadapanku.” Subhanallah! Surga sudah menjadi realita dalam indera gustatory (penciuman) sahabat tersebut, menjadi unquestioned command, ledakan energi luar biasa yang memacu dirinya menggempur musuh untuk mencapai tujuannya: surga!

Dan dalam konteks bangsa kita, ketika ”realita” menunjukkan bahwa prestasi olahragawan kita terus meluncur di bawah titik nol, bahkan di ajang semungil SEA Games, sementara prestasi korupsi kita kian menjulang, human development index kita semakin babak belur, dan beragam bencana kian seru menggempur, pemimpin yang punya kompetensi to learn from the future, atau meminjam istilah Rhenald Kasali, mampu me-re-code dirinya, merupakan necessary condition, prasyarat yang pantang ditawar untuk bangkit. Dia adalah seorang pemimpin dengan visi besar, ”terbentuknya Indonesia baru yang adil, sejahtera, dan bermartabat, serta karunia dari Allah Pencipta alam semesta”.

Rabu, 02 Juni 2010

TIPS MELAYANI CUSTOMER

Untuk lebih profesional dan manajemen anda teratur dalam berbisnis online, tipsnya sangat sederhana dan mudah kok serta memudahkan anda dalam bekerja. Customer yang melihat usaha anda pasti di dalam hati mengatakan usaha anda benar- benar profesional.
1. Menjawab semua pertanyaan customer dengan benar dan ramah. Memastikan semua customer yang pernah belanja di tempat kita, disimpan informasi nama, alamat, no HP, dan juga kalau ada nomer rekeningnya. Sehingga ketika mereka bertanya atau mau berbelanja kembali, kita dengan cepat merespon dan menyapa mereka seolah kita telah berkenalan sebelumnya. Walaupun hanya via internet atau SMS.
2. Memberikan penawaran yang adil bagi semua dan tidak pilih kasih terhadap customer he he he. Kenapa begitu? Karena saya yakin sesama customer mungkin saja nanti akan saling berhubungan dan (mungkin) mengkonfirmasi tawaran dari website kita.
3. Menghitung nota belanja dan ongkos kirim dengan akurat. Menyiapkan nota penjualan yang akurat, bersih, tidak asal-asalan.
4. Menginformasikan kepada pembeli apapun kondisi yang kita alami ketika menyiapkan paket yang akan kita kirimkan. Jujur dan komit dengan transaksi yang sudah deal.
5. Pastikan dana pembayaran sudah masuk ke rekening kita ya sebelum mengirim barang. Dan jangan sekali-kali 'ngemplang' dengan tidak mengirimkan barang pesanan tersebut jika ingin nama kita sebagai pebisnis online tetap berkibar. Menjaga nama baik berarti sama dengan menjaga komitment, kredibilitas dan integritas diri.
6. Kembalikan kelebihan dana customer tanpa menunda-nunda lagi.
7. Be profesional, bungkus paket dengan rapih, simpan resi pengirimannya sehingga ketika paket belum tiba ke tujuan, kita dapat dengan mudah mencari kembali nomer referensi untuk melakukan penelusuran kepada ekspedisi tempat kita mengirim paket.

YUK! BUKA USAHA SENDIRI

Mungkin Anda tidak puas dengan penghasilan yang Anda dapatkan. Atau mungkin Anda masih punya waktu luang di luar pekerjaan utama? Bila Anda merasakan hal itu, mungkin Anda mulai berpikir membuka usaha sendiri di luar pekerjaan utama. Kita biasa menyebut usaha ini sebagai usaha sampingan. Kalau sekarang Anda ikut mencari penghasilan dalam keluarga, berarti Anda punya dua sumber penghasilan. Jika usaha ini makin lama makin tumbuh besar, Anda bisa memilih untuk konsentrasi di usaha Anda sendiri atau menyerahkan pengelolaan pada orang lain. Sehingga Anda bisa punya lebih banyak waktu untuk diri Anda sendiri, sementara pemasukan terus berjalan. Jadi, usaha sendiri bisa memberikan Anda kebebasan waktu dan uang. Enak kan? Bandingkan dengan apabila Anda bekerja pada orang lain. Tetapi merintis usaha sendiri tidak segampang itu. Awalnya, Anda harus terlibat penuh dalam usaha tersebut. Anda harus merancang sistemnya, mengatur siapa saja orang-orang yang akan membantu, bagaimana usaha itu bisa berjalan, bagaimana memasarkan, dan lain sebagainya. Bahkan boleh dibilang, pada awal membuka usaha sendiri membutuhkan usaha yang lebih keras dibanding bila Anda bekerja pada orang lain. Tetapi jika usaha itu sudah mulai berjalan dengan baik, Anda pelan-pelan bisa mulai meninggalkannya dan membiarkan usaha tersebut berjalan dengan sendirinya.
BILA INGIN MEMBUKA USAHA SENDIRI. Sekarang, apa sih yang harus Anda perhatikan kalau ingin membuka usaha sendiri?
1. Bidang Usaha
Tentukan lebih dulu, bidang usaha macam apa yang ingin Anda jalankan. Apakah Anda ingin menjalankan usaha rumah makan kecil? Atau apakah Anda ingin membuka toko aksesoris seperti Tini, atau justru ingin membuka sebuah butik? Bagaimana kalau toko suvenir yang menjual pernik-pernik lucu seperti gelas-gelas lucu atau semacamnya? Bisa juga kan? Pada prinsipnya, semua bidang usaha tersebut bisa dibagi menjadi:
Bidang usaha yang jarang atau belum ada.
Beberapa dari Anda mungkin ragu bila ingin memulai bidang usaha yang belum ada atau masih jarang dilakukan. Tapi itu bukan berarti Anda tidak akan sukses. Tengok Aqua. Ketika pertama kali diperkenalkan, banyak orang ragu apakah Aqua bisa berhasil di pasaran, padahal belum pernah sebelumnya ada pengusaha yang menjual air minum dalam botol. Bahkan pada awalnya banyak yang mencibir: apa ada orang yang mau membeli air dengan harga lebih mahal dari bensin? Apalagi kita bisa memasak air minum sendiri di rumah. Nyatanya Aqua sukses besar.
Bidang usaha yang sudah banyak dilakukan
Bisa juga Anda memulai Bidang Usaha yang sudah banyak dilakukan. Kalau tadi banyak orang ragu untuk memulai bidang usaha yang baru, tapi di lain pihak banyak juga orang yang ragu untuk memulai bidang usaha yang sudah banyak dijalankan. Sebagai contoh, banyak wanita yang ragu untuk membuka butik, karena di sekitarnya sudah banyak yang melakukannya.
Sebenarnya, walau butik Anda baru berdiri, tapi kalau baju-baju yang Anda jual mempunyai kelebihan atau ciri khas dibanding pesaing Anda, selalu ada peluang untuk berhasil. Belum lagi faktor pelayanan yang baik, walau usaha ini banyak pesaingnya, maka peluang berhasil tetap terbuka. Butik BIG milik seorang artis bernama Hughes misalnya, cukup laku juga tuh. Itu karena butik itu memiliki spesialisasi khusus, yaitu hanya menjual baju yang diperuntukkan bagi wanita yang memiliki berat badan ekstra.
2. Lokasi
Di mana Anda ingin membuka lokasi usaha Anda? Di rumah sendiri? Atau Anda ingin menyewa sebuah tempat kecil di pinggir jalan? Atau Anda ingin menyewa sebuah ruko? Jangan lupa bahwa dalam beberapa jenis bidang usaha, lokasi memegang peranan yang cukup penting. Anda sendirilah yang harus menentukan lokasi mana yang tepat dalam usaha Anda. Sekali lagi, lokasi memegang peranan yang sangat penting.
3. Pelanggan
Bagaimana Anda mendapatkan pembeli barang dagangan Anda? Atau bila itu usaha jasa, bagaimana cara Anda akan mendapatkan klien? Apakah Anda akan memulainya dengan mempromosikannya dari mulut ke mulut? Ataukah Anda akan membuat brosur dan meye-barkannya dari rumah ke rumah?. Beberapa orang yang saya kenal mempromosikan usahanya dengan memasang plang di depan tempat usahanya. Ada juga yang mempromosikan usahanya dengan memasang iklan kecil di koran. Atau, kenapa Anda tidak mencoba memasang iklan Anda di internet? Internet terbukti merupakan media yang ampuh dalam menjaring pembeli, walaupun mungkin tidak semuanya. Yang terpenting di sini adalah Anda sudah harus tahu terlebih dahulu tentang bagaimana cara Anda dalam mendapatkan pembeli atau klien dari usaha Anda. Bila tak ada pembeli, tak akan ada penjualan. Bila tak ada penjualan, maka usaha Anda tidak cukup berhasil. Sederhana sekali. Ini sudah saya buktikan sendiri lho, ketika saya mengiklankan usaha saya lewat komunitas milis..
4. Tenaga Kerja
Berapa orang yang akan Anda pekerjakan? Apakah hanya Anda sendiri yang bekerja di situ? Apakah Anda juga mempekerjakan sejumlah orang dalam usaha Anda? Mungkin ada baiknya kalau Anda mulai dengan jumlah tenaga kerja yang sedikit lebih dahulu. Nanti bila usaha Anda makin berkembang, Anda mungkin akan membutuhkan sejumlah tambahan orang yang bisa Anda pekerjakan. Ada bagusnya bila Anda juga mempekerjakan anggota keluarga Anda. Seperti anak Anda (bila mereka sudah cukup umur tentunya), atau mungkin suami Anda. Dengan mempekerjakan mereka, maka secara tidak langsung mereka juga akan mempunyai rasa ikut memiliki dalam usaha tersebut. Dengan adanya rasa memiliki dari para anggota keluarga, maka dukungan yang diberikan kepada Anda untuk menjalankan usaha tersebut bisa makin besar.
5. Perencanaan Keuangan
Banyak usaha yang bangkrut karena kehabisan uang tunai. Karena itu penting sekali bagi Anda untuk memperhitungkan jumlah modal awal yang sebaiknya Anda miliki untuk bisa menjalankan usaha Anda. Alangkah baiknya apabila modal tersebut bisa mencukupi untuk membayar pengeluaran perusahaan selama 12 bulan ke depan. Selain modal awal, apa yang harus Anda lakukan adalah dengan membuat perkiraan arus kas selama 12 bulan ke depan. Perkiraan arus kas adalah perhitungan yang menggambarkan berapa perkiraan arus keluar masuk uang tunai dalam usaha Anda. Sama seperti modal, maka alangkah baiknya kalau Anda memiliki perkiraan arus kas selama 12 bulan ke depan. Dengan demikian, dalam setahun ke depan, usaha Anda diharapkan tidak akan bangkrut hanya gara-gara kehabisan uang tunai. Di samping hal-hal di atas, ada hal-hal lain yang perlu Anda perhatikan sehubungan dengan gaya berdagang Anda. Memang ada pepatah yang mengatakan bahwa orang baik bahagia hidupnya. Tapi dalam bidang usaha, terlalu baik hati bisa menciptakan sejumlah hambatan. Dan memang banyak pemilik usaha kecil yang terlalu "baik" dalam menjalankan usahanya, seperti:

* Mereka terlalu mengalah terhadap partner atau langganannya
* Mereka menetapkan harga yang pas-pasan saja atas produk dan jasa yang dijualnya
* Mereka terlalu baik hati dan kurang tegas terhadap bawahannya
* Mereka merasa ada sesuatu yang salah, kotor atau tak bermoral kalau mereka mendapatkan uang, keuntungan atau kesempatan.

Karena itu, hindari hal-hal seperti itu. Pengusaha yang baik tidak berlaku baik, tetapi berlaku adil. Adil terhadap partner atau pelanggannya, adil terhadap harga barang dan jasa yang dijualnya, adil terhadap bawahannya, dan tentu saja adil terhadap dirinya sendiri. Terakhir, yang paling penting, ada satu hal yang harus ada di benak Anda sebelum memulai usaha sendiri, yaitu: SIAP UNTUK GAGAL. Rencanakan keberhasilan Anda, tetapi bersiaplah untuk gagal. Sehingga apabila Anda betul-betul gagal, Anda tidak akan down, dan Apabila anda berhasil membuat usaha ini, akan bikin anda ketagihan terus deh. Sumber Tabloid Nova Read more...

TIPS USAHA BAGI PEMULA

Untuk memulai usaha kadang-kadang sering bingung mo usaha apa yah yang bisa menghasilkan dan menguntungkan. Sering kali bila ada seminar tentang usaha anda tertarik mengikutinnya dan terus berkobar- kobar semangat anda bahwa anda harus bisa sukses, hal itu sudah tertanam di otak anda. tapi kalo sudah sampai di rumah kadang-kadang anda sering bingung pertama kali melangkah kemana supaya dapat ide yang pas buat memulai usaha.
Ini pengalaman saya saat memulai usaha, Cobalah Tips ini :

1. Pertama kali anda harus "TAKE ACTION" itu kunci perpenting. Take action anda bisa melihat di sekitar anda terutama lingkungan, pastilah anda menemukan ide. Atau biasanya kalo ada masalah "kepepet" butuh duit pasti kita menemukan ide tersebut. Betul tidak ? pasti betul. ada 3 kunci yang harus anda ketahui :
2. Berbisnis tidak dengan modal yg banyak lho. anda bisa konsiyasi dengan teman anda, tetangga. Sekarang ini hanya dengan modal hanya menampilkan di website berbagai macam barang, dan menampilkan website anda dengan semakin ceria dapat mempengaruhi pelanggan untuk memesan kepada anda (penjual). Misalnya klo ada yang pesan, tinggal anda hubungin aja produsen anda buat kirim paketnya ke pelanggan. klo setiap hari aja rutin berapa uang yang anda terima.
3. Kepercayaan kepada pelanggan itu penting. semakin anda di percaya oleh pelangggan, akan semakin banyak yang merekomendasikan kepada anda (penjual).


MEMULAI USAHA

Ini pertama kali yang memulai usaha pasti bingung, mo usaha apa yah....
Karena bukan hanya saya aja yang pertama kali bingung, pasti anda yang mulai usaha pertama kali mengalami juga. Disini anda harus menyiapkan buku agenda untuk menulis usaha bidang apa yang cocok dengan anda. jangan putus asa ingat kegagalan adalah guru anda.
Untuk memulai usaha sebagai berikut :

1. Buat Ide dulu min 10 ide. ini saya praktekan sendiri, alhamdulillah berhasil 2 planning saya dari 8 ide yang saya bikin.
2. Usaha yang anda bikin sesuai denga hobi atau karakter anda, pasti anda tanpa di sadarin pasti punya. Serta marketnya kalau bisa berbeda dengan market lainnya ---> sasaran penjualan anda.
3. Pisahkan antara keuangan pribadi dengan Keuangan Usaha. nah disini manajemen anda harus disiplin, jadi ketahuan hasil keuntungan anda selama sebulan berapa.
4. Jangan meminjam uang untuk memulai usaha bisnis. Seperti meminjam uang di bank, kartu kredit ini jangan anda lakukan karena anda akan membayar bunga bank setiap bulan. Padahal anda baru memulai usaha belom ketahuan usaha anda berhasil atau gagal.

Nah ini trik anda dalam menjual produk harus punya konsep dasar yang berbeda dengan market lainnya. Diantaranya yaitu :

* Unik
* Memberikan servis yang terbaik kepada pelanggan supaya puas
* Langsung merespon pelanggan/ constumer
* Menjual sesuatu yang berbeda.


Nah silahkan anda praktekan sendiri setelah anda membaca posting dari saya. Dulu pertama kali saya memulai usaha bingung juga. Tanpa saya sadari ternyata menemukan bidang usaha di bidang percetakan. Saya dan suami juga tidak pernah memperhitungkan kalau usaha ini bisa eksis sampe sekarang. Pertama kali saya masih belom bisa mengerti Internet lho.. Saya ini benar-benar nol, karena saya punya keingian dan suami pun merestui maka jadilah usaha ini. Untuk pengetahuan IT saya banyak di bantu oleh suami . Dengan keinginan yang keras untuk belajar membuat saya bisa bikin blog sendiri dan menemukan ide usaha baru . Maka dari itu mulailah dari sekarang bikin catatan apa yang anda raih.

RESEP EMPEK-EMPEK PALEMBANG

Adapun bahan-bahannya.

Kualitas satu

1. ikan tenggiri giling halus : sagu = 1:1 ( 1kg : 1 kg), kalau perlu tambahkan terigu

2. Margarin atau minyak goreng untuk membuat kalis

3. air hangat

4. garam



Kualitas dua

1. Ikan tenggiri : sagu = 1 :2 atau sagu : terigu = 1 :1
2. margarin atau minyak goreng
3. air hangat
4. garam secukupnya
5. telur secukupnya



Kuahnya:

1. gula jawa 1 kg
2. cabe rawit dan merah seperempat kilogram
3. bawang putih 1 ons
4. cuka
5. asam 1 ribuan
6. garam



Cara buatnya :

Tepung sagu diuleni dengan air hangat, masukkan margarin (sebagai pengganti penguat rasa). Lalu masukkan ikan tenggiri giling dan garam aduk merata sampai kalis dan bisa dibentuk. Bagi beberapa bagian yang sama. Masing-masing bagian bentuk seperti peawat ufo atau gangsing. Lalu gansing ini dibuat cekungan atau cerukan dalam atau mirip mangkok yang dalam, masukkan satu butir telur ke dalamnya. Setelah itu tutup rapat. Masukkan ke air mendidih yang sudah bercampur minyak goreng (biar nggak lengket di panci). Kalau empek-empek ini mengambang ke atas itu tandanya dah matang. Angkat dan tiriskan. Kalau mau digoreng silakan, atau kalau suka empek-empek rebus langsung aja disajikan bersama kuah.



Cara buat kuah:

Gula jawa diberi air 4 gelas, dimasak hingga mendidih. Campur cabe yang sudah diblender (tangkai cabe skaliyan diblender tak usah dibuang), bawang putih yang diblender, asam jawa, cuka sedikit aja dan garam. Didihkan sekaligus lalu angkat dan saring. Kuah sudah siap.

Membuat Bakso Sendiri

Umumnya bakso dijual dalam bentuk hidangan sepinggan seperti mie bakso, mie ayam atau bakso kuah yang ditambah taburan daun bawang dan bawang goreng, wah paling mantap disantap saat masih dalam keadaan hangat.

Daripada keasyikan membeli terus, mengapa tidak kita coba membuat bakso sendiri dirumah. Dengan begitu kita akan tahu komposisi yang digunakan serta kebersihan pembuatannya. Selain itu membuat bakso ternyata cukup mudah.

Informasi singkat ini memberikan bagaimana cara membuat bakso yang kenyal dan empuk. Tidak hanya itu saja, bakso tidak harus dibuat dari daging sapi, tapi udang, ikan, cumi ataupun ayam enak juga dibuat bakso. Begitu juga dengan cara membuatnya, bisa digoreng, dikukus ataupun direbus.

Bahan Utama Membuat Bakso

Daging Sapi :
Pilih daging sapi yang masih segar, kalau bisa yang masih berdarah dan berwarna merah. Daging sapi yang bebas urat dan sedikit lemak seperti daging lemusir dan gandik akan menghasilkan bakso yang rasanya enak. Bisa juga dipakai daging sapi bagian paha depan, atau daging iga.

Lain halnya dengan Anda yang suka membuat bakso urat, pilih daging bagian sengkel. Makin segar makin baik, karena daging sapi yang segar akan menghasilkan bakso yang kualitasnya terjamin.

Ikan :

Pilih jenis ikan yang berdaging putih seperti tenggiri, kakap, kerapu, atau ikan gabus. Selain hasilnya tampak bersih (tidak gelap), tekstur baksonya pun lebih kenyal. Sebab ikan berdaging putih umumnya memiliki kandungan protein aktin dan myosin cukup tinggi yang membuat daging ikan lebih padat, kompak dan mudah dibentuk. Bakso ikan yang bermutu baik berwarna putih, mengkilap dengan tekstur kenyal, halus dan tidak berserat.

Udang :

Pilih udang yang segar, buang sungutnya yang panjang, kepala dan kulitnya. Remas - remas udang secara hati - hati dengan garam, lalu cuci bersih, baru cincang halus.

Ayam :

Daging ayam tidak sekenyal daging sapi, tetapi kini banyak yang memanfaatkannya untuk bakso. Yang digunakan adalah daging ayam tanpa tulang atau bagian dada. Pilih ayam yang sehat, segar dan tidak terlalu tua.

Teknik Membuat Bakso

Membuat Adonan

Untuk membuat adonan bakso, potong - potong keci daging, kemudian cincang halus dengan menggunakan pisau tajam atau food processor atau blender. Setelah itu, haluskan daging, uleni dengan es batu atau air es dan garam (bisa juga ditambah bumbu lain) sampai menjadi adonan yang kalis dan mudah dibentuk.

Sedikit - sedikit tambahkan tepung kanji agar adonan lebih mengikat. Penambahan tepung kanji cukup 15 - 20 % dari berat daging, agar cita rasa daging tetap menonjol. Tidak bahan itu saja, Anda bisa berkreasi dengan mencampur atau menambahkan bahan lain kedalam adonan bakso untuk mendapatkan tekstur atau cita rasa yang lain.
Misalnya, campur daging ayam dengan udang atau jamur cincang. Bahan lain yang bias dipadu dengan daging, antara lain putih telur, tepung panir, soun, tahu, daun bawang, bawang bombay, dan lain - lain. Agar citarasa bahan utama tetap menonjol, tambahkan bahan lain sedikit saja.

Membentuk Adonan

Setelah mendapatkan adonan yang dikehendaki, Anda bisa langsung membentuk bakso dengan menggunakan 2 sendok. Ambil adonan dengan sendok, lalu bentuk bulat dengan bantuan sendok satu lagi. Bagi mereka yang mahir bisa menggunakan tangan. Ambil segenggam adonan, remas dan tekan kearah ibu jari. Adonan yang keluar dari antara ibu jari dan telunjuk akan membentuk bulatan.

Agar adonan tidak lengket, oleskan sedikit minyak goreng pada telapak tangan Anda. Adonan yang sudah dibentuk sebaiknya langsung direbus atau masukkan kedalam air mendidih hingga matang.

Tandanya : bola - bola bakso akan mengapung dipermukaan air. Perebusan bakso biasanya berlangsung 10 - 15 menit. Setelah diangkat, tiriskan, dinginkan pada suhu ruang.
Umumnya bakso dijual dalam bentuk bulat - bulat. Kini pembuatan bakso pun mulai bervariasi, ada yang kotak. Begitu juga dengan teknik memasaknya ada yang digoreng, direbus atau dikukus.

Menyimpan Bakso

Walaupun tanpa pengawet, bakso dapat bertahan lama. Bila ingin menyimpan bakso, perhatikan beberapa hal berikut :

Jika disimpan dalam lemari es (chiller), sebaiknya taruh bakso dalam wadah tertutup atau kantong plastik. Bakso tahan disimpan 5 hari.
Jika disimpan dalam freezer, taruh dalam kotak plastik atau kantong plastik tebal dan tutup rapat. Lebih baik lagi jika ditaruh dalam wadah kedap udara, tahan disimpan selama 1 bulan atau lebih.
Sebelum diolah menjadi hidangan, cuci lebih dulu bakso dalam air hangat.
Sumber : Lezat Edisi 80 (9 - 22 Mei)

Resep Kepiting Asam Pedas

Bahan :

* 3 ekor kepiting yang besar-besar
* 4 cm lengkoas dimemarkan
* 4 batang daun bawang dirajang
* 2 buah jeruk nipis diambil airnya
* 1 batang sereh
* 2 lembar daun jeruk
* 500 ml air
* 1 sdm kecap ikan
* 1 sdt garam
* 50 ml minyak goreng

Bumbu yang dihaluskan :

* 12 buah cabe merah
* 5 buah bawang merah
* 50 g kenari putih

Cara membuat :

* Rebus kepiting, kemudian buka tempurungnya bersihkan insang dan potong menjadi 4 bagian
* Rebus air masukkan bumbu yang dihaluskan kepiting dan garam
* Tumis lengkoas, sereh dan daun jeruk dengan minyak goreng hingga harum kemudian masukkan kecap ikan dan daun bawang. Tumis sebentar, angkat.
* Masukkan dalam rebusan kepiting, kecilkan api hingga bumbu menyerap
* Sebelum diangkat masukkan air jeruk.