Kamis, 24 Maret 2011

SURVEY POTENSI KEUANGAN DENGAN METODE RAPID RURAL APPRAISAL

LAPORAN 
SURVEI POTENSI KEUANGAN DESA DUREN
KECAMATAN TENGARAN – KABUPATEN SEMARANG

BAB I
A.    LATAR BELAKANG

BPR merupakan suatu Lembaga perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, yakni menghimpun dana atau tabungan dari masyarakat atau pihak ketiga dan menyalurkannya kembali dalam bentuk pemberian kredit kepada masyarakat. Dan pengembangan usahanya BPR diwajibkan untuk menjaga tingkat kesehatan bank, BPR harus memperhitungkan beberapa aspek, aktiva produktif, manajemen, rentabilitas mapun liquiditas. Aspek-aspek dalam perhitungan tingkat kesehatan tersebut saling terkait antara aspek yang satu dengan lainya.  Yang meliputi aspek permodalan, dan aspek kredit yang disalurkan dengan yang diterima. Dalam lingkup wilayah kerja BPR cukup banyak kesempatan memperoeh masyarakat yang layak untuk menjadi calon nasabah, baik sebagai calon debitur maupun calon penyimpan dana, namun masih sebagian besar masyarakat belum tahu benar mengenai Perbankan khususnya BPR:
  1. Kurangnya Informasi mengenai produk dan pelayanan BPR sebagai calon nasabah kredit maupun sebagai  penyimpan dana.
  2. Lokasi – lokasi calon debitur jauh dari Kantor BPR sehingga dari segi jarak BPR tidak bisa menjangkau.
  3. Masyarakat sekitar biasanya lebih percaya dengan keberadaan Bank Pemerintah dibanding BPR.
Dari sisi BPR diakui adanya keterbatasan yang dimiliki yaitu sumber daya manusia, biaya, sarana dan prasarana yang merupakan bagian yang tidak terpisah untuk pengembangan suatu usaha bank. Dengan demikian sebagai lembaga intermediasi, BPR belum mampu sepenuhnya mendeteksi berbagai potensi pasar keuangan di wilayahnya secara maksimal. Akibatnya BPR belum bisa memanfaatkan semaksimal mungkin potensi yang dimiliki masyarakat sekitarnya baik dari segi dana maupun penyaluran kredit...
Dalam rangka peningkatan kemampuan sumberdaya manusia BPR agar bisa melakukan identifikasi potensi pasar keuangan pedesaan di sekitar wilayah kerja BPR, untuk itu  KBI Semarang menyelenggarakan pelatihan “Survei Potensi Pasar Keuangan Pedesaan dengan Metoda Rapid Rural Appraisal (RRA)” pada tanggal 21 s.d 25 maret 2011 di Salatiga  – Kabupaten Semarang. Pelatihan ini diikuti oleh 39 orang peserta yang terdiri dari Pimpinan atau pejabat  setingkat di level pejabat executive. Dari 39 BPR  yang tersebar di wilayah Jawa Tengah  dan di Wilayah Kerja KBI Semarang.
Dari latar belakang tersebut selanjutnya dapat dilakukan kegiatan yang tidak terpisahkan dari pelatihan ini adalah melaksanakan survei lapangan yang diikuti oleh seluruh peserta dengan mengambil suatu daerah kunjungan di Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Kegiatan survei lapangan ini secara umum memiliki tujuan untuk mengimplementasikan teori survei dengan metoda tersebut yang telah dibahas bersama di Hotel Laras Asri. Selain itu kegiatan survei lapangan ini juga memiliki tujuan khusus seperti diuraikan di bawah ini.

B.    TUJUAN SURVEI

Survei lapangan yang dilaksanakan oleh peserta memiliki tujuan  yaitu menggali “Potensi pasar keuangan (dana dan kredit), Harga pokok tanaman obat dan Tingkat persaingan lembaga Keuangan yang terdapat di 4 desa yaitu Desa Patemon, Desa Butuh, Desa Duren dan Desa Regunung” yang pelaksanaan tempat yang sudah di tentukan oleh Bank Indonesia .
Seperti diketahui bahwa mengingat keterbatasan dalam sisi sumberdaya manusia dan waktu, kami belum mampu mengidentifikasi seluruh potensi pasar keuangan pedesaan di wilayah survei. Karena itu kami belum bisa memanfaatkan potensi dana masyarakat secara optimal. Seiring dengan itu potensi pembiayaan berbagai sektor usaha dan masyarakat umum yang memerlukan kredit dari bank juga belum dapat dilayani.
Dengan adanya survei mengenai potensi pasar keuangan di empat desa tersebut hasilnya diharapkan dapat bermanfaat bagi kami dalam menyusun rencana kerja. Sekaligus merupakan peran serta dari Bank Indonesia terhadap membatu peningkatan pembangunan perekonomian daerah terutama di Kecamatan Tengaran – Kabupaten Semarang.

BAB 2
KEGIATAN DAN HASIL SURVEI

A.    WILAYAH SURVEI

Sebagai daerah tujuan survei yang ditentukan untuk keompok kami yaitu Desa Duren Kecamatan Tengaran – Kabupaten Semarang. Pemilihan desa tersebut didasarkan :
  1. Perkiraan adanya potensi pasar keuangan di desa tersebut yang belum terjamah oleh lembaga keuangan
  2. Perekonomian yang masih rendah terlihat sebagian masyarakat mempunyai pekerjaan sebagai Petani dan hanya terdapat 7 Toko dan 3 warung.
  3. Jarak tempuh dari lembaga keuangan ke desa tersebut cukup jauh.
Secara umum letak geografis desa tersebut adalah di sebelah Barat Desa regunung, sebelah selatan Desa Sugihan dan untuk perbatasan utara dan Timur Kec. Susukan dari jalan raya berjarak antara  7 km.
Desa Duren mempunyai luas penggunaan lahan sawah sebesar 165 ha, bukan lahan sawah 288 ha desa ini mempunyai 8 dusun, 8 Rw dan 35 Rt dengan kondisi sosial masyarakat pada umumnya petani,buruh tani dan buruh industri. Total penduduk sebanyak 4688 orang terdiri dari 1337 KK.

B.    METODA SURVEI

Untuk mengetahui potensi pasar keuangan ( dan kredit ), harga pokok tanaman dan tingkat persaingan lembaga keuangan di desa tersebut telah dilaksanakan survei lapangan dengan menggunakan Metoda Rapid Rural Appraisal (RRA). Lebih lanjut mengenai RRA dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut:
  1. RRA adalah suatau metoda untuk memahami kondisi masyarakat pedesaan. RRA digunakan sebagai kompromi antara survei akademis yang kompleks dengan kunjungan pedesaan yang fleksibel baik dalam desain, proses maupun analisis hasil penelitian
  2. RRA bukanlah metoda yang standar dan juga prosedur baku, namun membutuhkan keluwesan sikap pelaksana maupun metoda yang digunakan.
  3. Proses dan hasil RRA tergantung kepada tujuan, kondisi setempat, tim pelaksana serta sumber daya yang tersedia
  4. Proses RRA dimulai dengan memperhatikan kondisi daerah yang dilakukan melalui pengamatan langsung, diskusi dengan aparat dan perwakilan warga setempat dan diakhiri dengan dialog atau wawancara kepada anggota rumahtangga pedesaan.
  5. RRA memiliki ciri keluwesan artinya meskipun kunjungan lapangan telah dipersiapkan dengan matang namun masih tetap fleksibel untuk merubahnya. Dengan demikian hasil survei yang diperoleh hanya seakurat informasi yang dibutuhkan dengan kecermatan yang memadai untuk pengambilan keputusan.
  6. Untuk pengurangan bisa dari hasil survei yang kemungkinan terjadi, maka dalam pengambilan data dilakukan teknik wawancara model trianggulasi.
  7. Dalam penentuan responden dilakukan teknik sampling secara acak namun diharapkan dapat mewakili populasi masyarakat desa yang disurvei. Kemudian pengambilan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur dilengkapi dengan daftar topik pertanyaan yang bertujuan mencari jawaban terhadap tujuan survei.
C.    PELAKSANAAN SURVEI

Survei dilaksanakan selama 1 (satu) hari pada tanggal 23 Maret 2011 dengan penggunaan waktu sekitar 8 jam efektif yang melibatkan 10 peserta pelatihan. Mengingat terdapat 8 dusun dalam satu desa dan keterbatasan waktu jumlah responden sebanyak 35 orang yang terdiri dari Aparat Desa, Gapoktan dan masyarakat umum.

D.    HASIL SURVEI

Berdasarkan hasil wawancara dari 35 reponden yang diantaranya kami sebutkan dibawah ini :
No    Nama Responden dan tingkat pendapatannya (Rp./hari)    Keterangan
       
1  Responden  Hasyim, Jumeni, Supriyadi, Bakir, Subandi (>Rp.25.000,- s/d Rp.30.000,-)    Empat responden tersebut belum mengenal Bank karena mereka mengaku bahwa penghasilan mereka tidak cukup untuk menabung / mengangsur dan juga mereka mengaku bahwa belum mengetahui prosedur menabung atau pinjaman di Bank.    
6    Sumarto (> Rp.50.000,-)    Responden tersebut telah berhubungan dengan bank umun sebagai peminjam dan penabung aktif,selain itu responden juga menabung aktif di BMT.
7    Rumiyah (> Rp.70.000,-)    Responden belum berhubungan dengan bank tetapi responden  memiliki simpanan berupa uang  yang kemudian jika terkumpul akan dibelikan ternak dan emas / perhiasan.     

Dari hasil survei yang kita laksanakan terdapat fakta bahwa mata pencahariaan utama adalah Petani, Pensiunan, Buruh Tani, PNS & Pegawai swasta.  Namun secara umum dari monografi statis yang ditampilkan ternyata desa tersebut memiliki jumlah penduduk 4688 jiwa terdiri dari: (a) laki-laki : 2.378 jiwa dan (b) Perempuan : 2.310 jiwa.
Jumlah kepala keluarga di desa ini adalah 1337 KK dengan jumlah  mata pencaharian  sebagai berikut:
  1. Petani                                         : 951 orang
  2. Pensiunan                                   :   31 orang
  3. Buruh Tani                                 :   78 orang
  4. PNS & Pegawai Swasta     :   35 orang
  5. Lainnya                                      : 242 orang
Hasil survei potensi keuangan ( dana dan kredit ), potensi tanaman obat dari desa tersebut dapat diuraikan secara ringkas sebagai berikut ( terlampir ). Selanjutnya dapat dilihat kondisi ekonomi masing-masing desa ternyata berbeda satu dengan yang lain, tetapi yang pasti bahwa mata pencaharian penduduk yang terbesar adalah Petani. Disamping masih terdapat mata pencaharian sampingan yang dilaksanakan hampir sebagian besar penduduk.
Selanjutnya dari responden yang diwawancarai hanya sebagian mengenal adanya lembaga keuangan untuk tabungan dan kredit, Dari responden juga diketahui sebagian telah memanfaatkan fasilitas dari lembaga keuangan  seperti PNPM,PUAP,BRI dan BMT.
Tidak terdapat lembaga keuangan yang menetap didesa Duren. Namun, ada lembaga keuangan yang melaksanakannya dengan jemput bola. Adapun komparasinya dari wawancara dengan responden didapat hasil sebagai berikut  :

No    Lembaga Keuangan    Rata2 Plafond    Rata Jangka    % Bunga    Pelayanan
1       PNPM                       1.500.000          12 bln             1,50           Baik
2       PUAP                        1.000.000          12 bln             2,00           Baik
3       BRI                           2.500.000           12 bln             1,50           Baik
4       BMT                         500.000                6 bln             2,00           Baik

Dari data tersebut dapat di tarik bobot  terbaik dari 4 lembaga keuangan diatas  sbb:
1.    PUAP (Pengembangan Usaha Agrobisnis Pedesaan)  sebagai  dasar yaitu :
•    Merupakan dana hibah dari Kabupaten yang disalurkan melaluI GAPOKTAN dan disalurkan kepada 9 kelompok yang ada di dusun tersebut.
•    Tidak dikenakan denda  karena pengelolaan nya  oleh masyarakat sendiri 
•    Hasil dari bunga sebagian untuk dana sosial dan untuk dikembalikan sebagai SHU akhir  tahun.
2.    PNPM MANDIRI :
•    Bunga yang cukup murah
•    Diberikan  pelatihan  usaha selain  diberikan  pinjaman
3.    BRI
•    Bunga yang cukup  murah
•    Tidak memberikan pelatihan usaha
4.    BMT
•    Jangka waktu lebih pendek
•    Bunga lebih mahal
•    Semata – mata mencari keuntungan


BAB  3
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari hasil survei di Desa Duren kecamatan Tengaran dapat disimpulkan sebagai berikut yang mengacu pada Tujuan awal Survei:
  1. Potensi pasar keuangan pedesaan cukup potensial baik ditinjau dari potensi dana  maupun potensi kredit dari masyarakat perkiraan untuk rata2 kemampuan tabungan Rp.309.674.160,- sedangkap potensi rata2 tingkat kebutuhan kredit Rp.2.099.485.831,-
  2. Berdasarkan hasil survei mata pencaharian petani (tanaman Obat yaitu jahe dan kunyit) namun dari hasil  tanaman tersebut rata2 penghasilan mereka  perorang perbulan untuk jahe Rp. 921.000,- dan untuk tanaman kunir yaitu Rp.69.000,- potensi tanaman obat di daerah tersebut tidak potensial.
  3. Tingkat persaingan Lembaga keuangan cukup potensial dengan dasar tingkat persaingan Lembaga Keuangan sudah cukup banyak diantaranya PNPM Mandiri, BMT, PUAP (Pengembangan Usaha Agrobisnis Pedesaan) dari kabupaten dan BRI. Meskipun demikian setiap dusun memiliki potensi yang berbeda, kondisi ini dipengaruhi oleh tingkat ekonomi penduduk yang berbeda dilihat dari mata pencaharian yang dimiliki.


B.    SARAN
Dari hasil survei tersebut dapat di berikan saran untuk lembaga keuangan sebagai berikut:
  1. Untuk potensi dana masih dimungkinkan dapat diperoleh karena sebagian besar masyarakat bekerja dan mempunyai penghasilan.
  2. Dari segi Potensi kredit masih dimungkinkan untuk diberikan tambahan kredit mengingat masih perlunya mereka untuk peningkatkan hasil panen dan pengembangan usaha lainnya.
  3. Dari segi tanaman obat (tanaman jahe dan kencur) tidak potensial
  4. Dari segi tingkat persaingan lembaga keuangan cukup potensial dan masih di mungkinkan untuk penawaran kembali dari lembaga keuangan lain selain PNPM,BMT, BRI, PUAP.

TEAM SURVEY
Imron
Edy Prasetyana
Dewi Anggraeni
Nor Isni Rizal
Hermawan
Ari Setiawan
Rudi Santoso
Rony Ardianto
Imam abadi
Basuki

§Edy Prasetyana
§Dewi Anggreini
§Nur Isni Rizal
§Imron
§Hermawan
§Ari Setiawan
§Rudi Santoso
§Rony Ardianto
§Basuki
§Imam Abadi

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar